Iman Menyelamatkan Bartimeus

Kamis, 30 Mei 2024 – Hari Biasa Pekan VIII

193

Markus 10:46-52

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

***

Ketika Yesus keluar dari Yerikho, seorang pengemis buta bernama Bartimueus yang sedang duduk di pinggir jalan berteriak, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang ini mengakui Yesus sebagai Anak Daud, sebuah gelar yang tampaknya mulai digunakan pada zaman Yesus sebagai sebutan untuk Mesias-Raja dari keturunan Daud yang akan membawa penyembuhan dan pembebasan bagi Israel. Teriakan yang mengungkapkan pengakuan iman itu tidak dibungkam oleh Yesus. Justru orang banyaklah, yang mengakui Yesus hanya sebagai orang Nazaret dan mengikuti-Nya ke Yerusalem, yang memerintahkan Bartimeus untuk diam.

Meski dibungkam, Bartimeus terus memperlihatkan imannya dengan semakin keras berseru kepada Yesus. Meski tidak bisa melihat secara fisik, dia bisa melihat secara rohani dengan lebih jelas siapa Yesus daripada orang banyak yang dapat melihat secara normal. Seruannya memohon belas kasihan mengungkapkan kepercayaan, kerendahan hati, dan ketergantungannya kepada Yesus. Dia mengakui bahwa Yesus sungguh-sungguh Mesias-Raja dari keturunan Daud.

Kepercayaan Bartimeus tidak hanya diperlihatkan dalam kata-kata pengakuan, tetapi juga dalam keteguhannya berhadapan dengan upaya orang banyak yang memintanya bungkam dan berupaya menghentikan usahanya untuk mendatangi dan memohon kesembuhan kepada Yesus. Pengakuan dan keteguhan iman itu pada akhirnya diganjar oleh Yesus dengan pemulihan. “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Saat itu juga, ia dapat melihat.

Bartimeus menjadi contoh dan teladan bagi kita untuk terus berseru kepada Tuhan walau dibungkam oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memerlukan keberanian untuk mengungkapkan iman kita, baik dalam doa maupun dalam kesaksian hidup kepada orang lain. Ketika kita berseru kepada Yesus, Dia pasti mendengarkan kita. Tidak peduli seberapa besar atau kecil persoalan kita, Dia pasti mendengarkan kita ketika kita memanggil nama-Nya. Bartimeus menunjukkan kepada kita keberanian iman yang kita butuhkan saat ini. Ketika orang-orang di sekitarnya memaksa kita untuk diam, kita harus terus berani mengungkapkan dan bersaksi tentang iman kita. Jangan menyerah! Tuhan pasti mendengarkan tangisan kita dan akan melepaskan kita dari apa pun yang membelenggu kita.