Kamu Juga Harus Bersaksi

Senin, 6 Mei 2023 – Hari Biasa Pekan VI Paskah

139

Yohanes 15:26 – 16:4a

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”

“Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

***

Kepergian Yesus bukanlah suatu akhir. Bagi para murid, ini justru menjadi tanda dimulainya sebuah awal yang baru, sebab sepeninggal Yesus, Roh Kebenaran, yakni Roh Kudus, akan hadir dan menyertai perjalanan mereka. Roh Kudus menjadi saksi kebenaran pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus. Ia akan terus berkarya di dunia, sampai pada saatnya nanti Yesus datang kembali ke dunia ini dalam kemuliaan.

Dijiwai oleh Roh Kudus, para murid hendaknya bangkit dari keterpurukan mereka. Dahulu mereka bergantung saja pada Yesus, tetapi sekarang mereka harus menjadi murid-murid yang dewasa, mandiri, berani menjadi saksi kebenaran, berani pula mewartakannya. Kesedihan harus berbalik menjadi sukacita yang penuh!

Sebagai murid-murid Yesus masa kini, hendaknya kita tidak lupa bahwa tugas pewartaan melekat dalam panggilan kita sebagai orang Kristen. Sejumlah orang karena jabatan mereka mendapat kesempatan untuk mewartakan dalam arti harfiah, misalnya para imam yang mewartakan Injil dengan khotbah-khotbah mereka, para guru agama dengan pengajaran-pengajaran mereka, atau para pewarta dengan renungan-renungan mereka. Namun, mewartakan Kabar Baik tidak terbatas pada berkhotbah, mengajar, atau membawakan renungan saja. Kita semua bertugas untuk mewartakan Injil sesuai dengan kondisi kita masing-masing, tidak harus dengan kata-kata, justru yang terutama adalah dengan keteladanan dan perbuatan nyata. Kita semua adalah saksi-saksi Kristus!

Karena itu, ketika situasi menuntun kita untuk memberi kesaksian, marilah kita mulai dengan doa. Kita mohon agar Roh Kudus menjiwai akal budi dan batin kita, supaya kita dapat bersaksi dengan penuh keberanian, tanpa rasa takut sedikit pun, dan supaya yang kita wartakan adalah sungguh Kabar Baik Kerajaan Allah, bukan diri kita sendiri. Ad maiorem Dei gloriam. Semua yang kita lakukan adalah demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.