Jalan Berkat atau Kutuk?

Kamis, 15 Februari 2024 – Hari Kamis sesudah Rabu Abu

107

Lukas 9:22-25

Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”

***

Sigmund Freud, seorang psikolog terkenal dari Austria, mengatakan bahwa manusia secara kodrati hidup untuk mencari kesenangan dan menghindari penderitaan. Itulah dorongan dasar manusia. Memang, tidak ada orang yang menyukai penderitaan. Semua manusia ingin bahagia. Namun, kebahagiaan yang besar sesungguhnya adalah kebahagiaan yang diperoleh lewat usaha dan pengorbanan. Kita mengenal juga prinsip hidup “no pain no gain” atau “tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras”. Orang menjadi sukses dan bahagia berkat perjuangan hidup yang sering kali tidak mudah.

Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa Dia harus menanggung banyak penderitaan dan penolakan dari imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Jalan yang ditunjukkan oleh sang Guru adalah jalan salib yang tujuannya adalah keselamatan. Jalan salib adalah jalan keselamatan. Seorang murid dituntut untuk menjalankan tiga syarat kemuridan, yaitu menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus. Ditambahkan pula bahwa seorang murid harus rela kehilangan nyawanya.

Menyangkal diri berarti mengalahkan ego, kesombongan, upaya mencari kesenangan diri, dan sebaliknya menumbuhkan sikap rela berkorban karena cinta pada Tuhan dan sesama. Menyangkal diri tidak sama dengan membenci diri, tetapi menyangkal keinginan-keinginan nafsu yang menjauhkan diri kita dari Tuhan dan sesama. Seorang murid juga harus siap memikul salib. Tantangan-tantangan dan penolakan karena menjadi pengikut Yesus harus dipikul dan dihadapi dengan tegar. Dengan menyangkal diri dan memikul salib, para murid mengikuti jalan Yesus, jalan keselamatan. Mengikut Yesus berarti mengikuti apa yang diajarkan dan dilakukan-Nya. Pengikut Yesus selalu menjadi “Kristus yang lain”, sehingga dengan melihat cara hidup para murid, orang-orang makin mengenal Yesus.

Kesenangan memang merupakan idaman semua manusia. Namun, kesenangan sesaat mengaburkan kebahagiaan yang lebih mulia dan besar, yang akan diperoleh kalau kita mengorbankan diri demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan sesama. Jalan kebahagiaan ini adalah jalan keselamatan yang diajarkan Yesus kepada para pengikut-Nya. Memilih jalan Yesus berarti memilih mendapat berkat dan menjauhkan diri dari kutuk atau hidup yang tidak bermakna. Jalan berkat itu adalah menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus.