Yohanes 1:29-34
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.”
Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”
***
Yohanes Pembaptis lagi-lagi mengulang kesaksiannya kepada para utusan dari Yerusalem. Dia melukiskan Yesus seperti yang telah dikatakannya kepada orang Farisi. “Sesudah aku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Kesaksian ini menampilkan kesan superioritas Yesus atas dirinya. Dalam terang prolog Injil Yohanes, perkataan “Dia telah ada sebelum aku” mengungkapkan keyakinan akan pra-eksistensi Yesus. Yesus sudah ada bersama Allah di surga jauh sebelum permulaan waktu. Yesus sudah ada bersama-sama dengan Allah dari kekal, sebelum dunia dijadikan.
Kesaksian dilanjutkan dengan pengakuan bahwa Yohanes Pembaptis sendiri mula-mula tidak mengenal Yesus sebagai Mesias sebelum Allah mewahyukan kepadanya, walaupun keduanya masih sanak keluarga. Dia belajar mengenal siapa Yesus sesungguhnya ketika Yesus dibaptis olehnya. Ketika Roh Kudus dalam rupa merpati turun dan tinggal atas Yesus waktu dibaptis, Yohanes lalu mengenal Dia sebagai seorang yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Turun dan tinggalnya Roh Kudus atas-Nya menunjukkan ikatan yang erat dan intim antara Roh Kudus dan Yesus.
Kesaksian Yohanes mencapai klimaksnya dalam pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Pengakuan ini mengisyaratkan keintiman relasi antara Allah sebagai Bapa dan Yesus sebagai Anak. Dia bisa memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai Anak Allah karena mendengar suara Allah pada waktu pembaptisan-Nya.