Bertobat dan Berbalik kepada Allah

Senin, 2 Oktober 2023 – Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung

110

Matius 18:1-5, 10

Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”

“Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.”

***

Hari ini Gereja memperingati para malaikat pelindung. Keberadaan malaikat sudah dipercayai sejak zaman Perjanjian Lama, di mana Allah dikisahkan mengutus para malaikat untuk menemani bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun, seperti yang difirmankan-Nya dalam bacaan pertama hari ini (Kel. 23:20-23a), “Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan.”

Dalam Perjanjian Baru, kita dapat menemukan kisah tentang malaikat yang mendampingi Yesus saat dibaptis dan saat berpuasa di padang gurun, juga mengeluarkan Petrus dari penjara. Gereja mengimani bahwa malaikat mempunyai tugas utama memuliakan dan melayani Tuhan. Dalam setiap perayaan Ekaristi, pada prefasi sebelum Kudus, kita selalu diajak untuk memuliakan Tuhan bersama dengan para malaikat di surga. Selain memuji dan memuliakan Tuhan, malaikat juga bertugas melindungi, memperhatikan keselamatan, dan menuntun manusia agar masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Dalam bacaan Injil hari ini, para murid menanyakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Mereka membayangkan bahwa dalam Kerajaan Surga akan ada posisi dan kedudukan tertentu yang membuat seseorang lebih tinggi daripada yang lain. Mereka memperebutkan posisi itu karena ingin menjadi orang dengan kedudukan tertinggi di sana. Yesus menjawab pertanyaan tersebut dengan menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah mereka. Ia mengatakan bahwa agar bisa masuk dan menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Surga, mereka harus menjadi seperti anak kecil itu.

Pada zaman dahulu, seorang anak kecil tidak mempunyai hak hukum atau kedudukan. Ia sepenuhnya bergantung pada orang tuanya. Segala sesuatu diterima hanya sebagai anugerah, sehingga ia tidak memiliki hak untuk menuntut apa pun. Dengan ini, Yesus mengatakan bahwa yang berhak masuk ke dalam Kerajaan Surga hanyalah orang yang mau merendahkan diri seperti anak kecil dan yang memandang Kerajaan Surga sebagai anugerah semata dari Allah, bukan hak yang bisa dituntut karena telah melakukan perbuatan-perbuatan baik. 

Kita diundang untuk memiliki hati seperti anak kecil, hati yang bersih, yang bebas dari pamrih dan kepentingan-kepentingan pribadi. Sama seperti anak kecil melakukan apa saja yang diperintahkan orang tuanya, demikian juga kita hendaknya melakukan segala kehendak Allah dengan tulus. Selain itu, kita juga harus menerima orang lain dalam nama Tuhan seperti menyambut seorang anak kecil, dalam arti bersedia menerima dan menolong sesama dengan hati gembira. 

Jika kita memiliki hati seperti seorang anak kecil, kita tidak akan pernah menuntut apa pun dari Allah, sebab kita menyadari bahwa semua adalah anugerah-Nya. Dengan demikian, kita akan memperoleh Kerajaan Surga dan malaikat pelindung akan selalu menjaga kita, sehingga kita menjadi putra-putri Allah yang memperoleh keselamatan.