Yohanes 11:19-27
Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
***
Saudara-saudari yang terkasih, dalam hidup bersama dengan orang lain, kita mempunyai kelompok-kelompok pertemanan atau yang sekarang populer disebut sebagai circle. Bisa kita lihat di akun sosial media kita bahwa kita mempunyai grup keluarga, grup alumni, grup pekerjaan, dan sebagainya. Pastinya intensitas relasi dan frekuensi komunikasi kita berbeda-beda untuk masing-masing kelompok tersebut. Di grup keluarga dan bersama orang-orang yang menjadi circle terdekat kita, tentunya intensitas relasi dan frekuensi komunikasi kita lebih tinggi daripada dengan yang lain.
Hal yang sama terjadi dalam kehidupan Yesus. Yesus memiliki relasi dengan orang banyak yang mengikuti-Nya. Beberapa kali dikisahkan Yesus berkhotbah atau mengajar di tengah-tengah mereka. Namun, lebih dari orang-orang itu, Yesus memiliki relasi yang erat dengan dua belas orang rasul yang mempunyai komitmen tinggi untuk mengikuti-Nya. Di antara dua belas orang itu, Yesus mempunyai orang-orang terdekat, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes yang selalu ada dalam momen-momen khusus. Selain mereka, ada juga orang-orang yang menjadi sahabat-sahabat Yesus. Bagi mereka, yakni Marta, Maria, dan Lazarus, Yesus selalu mempunyai waktu untuk berkunjung.
Hari ini, bersama dengan Gereja Universal, kita memperingati St. Marta, St. Maria, dan St. Lazarus. Mengikuti bahasa anak muda zaman ini, bolehlah mereka bertiga disebut sebagai salah satu circle terdekat Yesus. Mereka memang memiliki kedekatan dengan Yesus; Yesus pun berkenan kepada mereka. Ada tiga poin menarik yang bisa menjadi bahan permenungan bagi kita.
Pertama, menjadi circle terdekat Yesus berarti “mempunyai hati” untuk-Nya. Bentuknya adalah meluangkan waktu dan kesempatan untuk bersama-Nya, sesuatu yang sering kali terabaikan di tengah dunia yang super sibuk seperti sekarang ini. Mari bertanya: Apakah kita punya hati untuk Yesus? Maukah kita memberikan waktu dan kesempatan untuk berjumpa dengan Yesus, Tuhan dan sahabat kita?
Kedua, menjadi circle terdekat Yesus artinya selalu ingin memberikan yang terbaik bagi-Nya, seperti yang diteladankan oleh Marta dan Maria (Luk. 10:38-42). Mari kita bertanya: Sudahkah kita memberikan yang terbaik bagi Yesus? Yang terbaik di sini artinya sejalan dan selaras dengan apa yang menjadi rencana dan kehendak-Nya.
Ketiga, menjadi circle terdekat Yesus berarti yakin dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan sahabat yang pantas untuk diandalkan. Di tengah suasana duka, ke mana Marta dan Maria mengadu? Tidak lain dan tidak bukan kepada Yesus. Yesus pun berkenan mengulurkan bantuan, sehingga akhirnya Lazarus pun bangkit dari kematian. Mari kita bertanya: Dalam situasi gelap kehidupan kita, misalnya ketika mengalami kesedihan atau kehilangan, ke mana kita mengeluh dan mengadu? Apakah dalam situasi seperti itu, kita yakin akan kasih dan penyertaan Tuhan? Apakah kita yakin bahwa waktu-Nya selalu tepat dan tidak pernah terlambat, bahwa kehendak-Nya selalu indah pada waktunya? Menjadi circle terdekat Yesus artinya percaya bahwa Dia, sahabat kita, tidak akan pernah meninggalkan kita, bahkan pada waktu yang paling sulit sekalipun dalam kehidupan ini.