Becermin dari Maria Magdalena

Sabtu, 22 Juli 2023 – Pesta Santa Maria Magdalena

193

Yohanes 20:1, 11-18

Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.

Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

***

Hari ini, Gereja memperingati Pesta Santa Maria Magdalena. Kepada kita, melalui bacaan Injil, disuguhkan kisah tentang Maria Magdalena dari Injil Yohanes agar kita belajar dan becermin darinya sebagai pribadi yang beriman. Hal apa yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita dari kisah tersebut?

Dalam Injil Yohanes, Maria Magdalena muncul dalam kisah sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus (Yoh. 19:25; 20:1-2; 20:11-18). Ini menunjukkan bahwa dia memiliki hubungan erat dengan misteri Paskah. Maria Magdalena berdiri di depan salib Yesus, menjadi saksi kematian Yesus, dan juga menjadi saksi kebangkitan-Nya. Ia turut merasakan sakit yang dialami Yesus. Itu semua membuat Maria Magdalena memiliki risiko besar karena dia bisa diidentifikasi sebagai murid Yesus dan dijatuhi hukuman.

Dari kisah dalam bacaan Injil hari ini, kita melihat bahwa Maria Magdalena sangat berduka akibat kematian Yesus, guru dan pribadi yang amat dicintainya. Dia belum memahami kebangkitan; dia pun lupa bahwa Yesus akan mengalami hal itu. Namun, Yesus kemudian menjumpainya dan memanggilnya dengan sebutan khusus. Di situlah Maria Magdalena sadar siapakah Yesus. Itulah Yesus dalam rupa kebangkitan.

Kebangkitan Yesus mengantar Maria Magdalena menjadi saksi iman bagi murid-murid Yesus dan komunitas kristiani. Ia memberikan bukti dan peneguhan pada mereka. Dengan demikian, Maria Magdalena adalah saksi yang sah atas sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus di dalam komunitas. Dia bisa dideskripsikan sebagai pribadi yang tangguh, tahan banting, setia, dan sahabat yang penuh iman.

Marilah kita becermin dan belajar dari Maria Magdalena. Ia mampu menanggung segala kepedihan untuk menjadi saksi sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus. Apakah kita juga berani menjadi saksi Yesus di dalam hidup harian kita? Apakah kita punya data tahan, ketangguhan, kesetiaan, dan iman yang besar seperti dia? Mari kita mohon rahmat itu kepada Tuhan, yakni supaya kita memperoleh rahmat seperti yang dicurahkan-Nya kepada Maria Magdalena.