Penggenapan Hukum

Rabu, 14 Juni 2023 – Hari Biasa Pekan X

109

Matius 5:17-19

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.”

***

Pada dasarnya hukum dibuat dengan tujuan untuk menjamin kesejahteraan dan menciptakan ruang hidup yang harmonis dalam masyarakat. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memulai wejangan-Nya dengan berkata, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

Yesus datang untuk menunjukkan makna hukum Taurat yang sebenarnya. Seluruh cara hidup Yesus merupakan sebuah bentuk ketaatan utuh atas apa yang termaktub dalam hukum Taurat dan kitab para nabi. Dia menghadirkan ke tengah kita semangat dan teladan sejati dalam menaati perintah-perintah Allah. Namun, keempat Injil juga mengisahkan bahwa di mata orang Farisi dan para ahli Taurat, Yesus sering tidak mematuhi hukum yang berlaku. Mereka sering mengkritik-Nya karena tidak mematuhi perintah hukum Taurat dengan cara sebagaimana yang mereka yakini.

Jika demikian, apa yang dimaksud Yesus “menggenapi Hukum Taurat”? Melalui pernyataan tersebut, Yesus bermaksud menyadarkan kita bahwa setiap hukum seharusnya dibuat atas dasar keadilan dan kebenaran, yakni mencakup hubungan yang adil dengan Allah dan sesama. Titik tolak dari setiap hukum seharusnya adalah kehendak ilahi, yakni kasih, sukacita, damai, dan keadilan. Kita mengikuti hukum yang berlaku, misalnya peraturan lalu lintas, karena ingin memenuhi maksud dari hukum tersebut, yaitu untuk melindungi setiap pengguna jalan raya agar tidak saling menabrak. Cinta memotivasi kita untuk bersikap taat.

Kristus datang ke dunia untuk memenuhi kerinduan yang terdalam di dalam hati manusia akan kebahagiaan, cinta, dan perdamaian. Yesus datang ke dalam hidup kita untuk menjadikan hidup kita lebih bermakna dan berbuah dengan berlimpah dalam kasih dan sukacita, dalam persaudaraan dan kedamaian. Kasih harus didahulukan di atas segalanya!

Jika kita mengikuti tujuan dan semangat hukum sebagaimana yang dikehendaki Tuhan, saya yakin hal itu bisa menjadi awal dari kehidupan baru yang penuh sukacita di dalam Kristus. Memang, sebagai manusia, kita tidak akan pernah secara sempurna menaati hukum-hukum yang berlaku. Namun, setiap hari, ketika kita mampu mengasihi orang lain secara penuh dan tanpa pamrih, kita sesungguhnya sedang menggenapi hukum Tuhan di tengah dunia.