Gereja yang Satu

Rabu, 9 November 2022 – Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

117

Yohanes 2:13-22

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

***

Saya bersyukur karena pada tanggal 18-23 September lalu memiliki kesempatan untuk mengunjungi beberapa basilika di Roma. Istilah “basilika” tidak lazim digunakan di Indonesia. Secara sederhana, basilika adalah gereja besar yang bisa menampung puluhan ribu umat. Di antara basilika yang saya kunjungi adalah empat basilika yang disebut sebagai Major Basilica. Keempat basilika ini disebut juga sebagai basilika kepausan. Basilika Santo Petrus merupakan satu-satunya basilika yang ada di Vatikan, sementara tiga yang lain berada di Roma, yakni Basilika Agung Santo Yohanes Lateran, Basilika Santo Paulus di luar tembok Roma, dan Basilika Santa Maria Maggiore.

Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran. Perayaan ini mulai masuk kalender liturgi pada tahun 1565. Gereja Basilik Lateran dikenang sebagai basilika pertama yang didirikan oleh Kaisar Konstantinus di Istana Lateran pada tahun 324. Awalnya, perayaan ini hanya terbatas di Roma, tetapi kemudian diperluas untuk seluruh Gereja Katolik. Basilika Lateran merupakan gereja induk bagi semua gereja di Roma dan dunia. “Gereja ini juga menjadi tanda kasih dan kesatuan dengan takhta Petrus yang memimpin dalam kasih,” demikian kata Santo Ignasius dari Antiokhia.

Kita mengingat bersama kredo dalam rumusan yang panjang: “Aku percaya akan Gereja yang satu.” Kredo ini ingin menggambarkan kesatuan Gereja dari pusat mata air, yakni dari takhta Santo Petrus, yang mengalir ke keuskupan, paroki, lantas mengalir lebih jauh lagi sampai ke wilayah, lingkungan, dan komunitas-komunitas yang lebih kecil.

Takhta Santo Petrus telah menyatukan gerak ziarah kita bersama dalam derap langkah yang sama sebagai himpunan umat Allah. Takhta Santo Petrus menjadi mata air yang mengalirkan air jernih dalam aneka bentuk gagasan dan pemikiran melalui proses discernment yang mendalam tentang bagaimana Gereja mesti menanggapi tantangan zaman. Setiap ajaran yang mengalir dari Takhta Suci Santo Petrus selalu membawa semangat kasih yang menghidupkan, pro-life, dan memperjuangkan terwujudnya bonum commune, kesejahteraan bersama. Itu semua menjadi pemenuhan nubuat Nabi Yehezkiel tentang air yang mengalir dari dalam Bait Suci, yang menyatakan bahwa ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana akan hidup (bacaan pertama hari ini, Yeh. 47:1-2, 8-9, 12).