Belas Kasihan Tuhan

Rabu, 3 Agustus 2022 – Hari Biasa Pekan XVIII

189

Matius 15:21-28

Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

***

Seseorang pernah datang kepada saya dalam suatu konsultasi. Menurut pandangan orang itu, ia dan saudaranya telah melakukan kesalahan fatal. Ia mengeluh tentang saudaranya, yang meskipun bersalah tetap saja bergembira dan diberi kesempatan untuk melayani di gereja, sementara dirinya karena merasa tidak layak akhirnya memutuskan untuk tidak mau melayani lagi dan bahkan berpikiran untuk meninggalkan iman Katolik. Sikap mana yang benar? Apakah mereka layak mendapatkan belas kasihan Tuhan?

Bacaan Injil hari ini menunjukkan kepada kita bahwa orang harus berjuang demi mendapatkan belas kasihan Tuhan. Perempuan Kanaan di sini berjuang demi mendapatkan itu, dan ia bersikap pantang menyerah. Belas kasihan Tuhan akhirnya ia peroleh melalui perjuangan dan ketekunan di hadapan Yesus. Pada akhirnya, anaknya terkasih yang sedang sakit mendapat kesembuhan.

Yesus adalah Tuhan yang penuh belas kasihan. Dia menghadirkan kehidupan bagi semua orang.  Belas kasihan Ia berikan kepada pribadi yang mau memperjuangkannya. Pernahkah kita berjuang untuk mendapat belas kasihan Tuhan? Perempuan Kanaan dalam bacaan Injil hari ini patut kita jadikan teladan. Hendaknya kita terus-menerus datang kepada Tuhan meskipun merasa tidak layak. Jangan sampai perasaan tidak pantas kita jadikan alasan untuk menjauh dari-Nya. Dalam titik terendah kehidupan kita, kita justru harus semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

Apabila kita berjuang pantang mundur dalam iman seperti perempuan Kanaan itu, Tuhan pasti akan mendengarkan suara kita. Ia akan menunjukkan belas kasihan-Nya kepada kita. Iman memang harus diperjuangkan, dan di mata Tuhan, perjuangan itu sangat berharga.