Yohanes 12:44-50
Tetapi Yesus berseru kata-Nya: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”
***
Dalam sebuah pertemuan bersama antarumat beragama, seorang saudara non-kristiani berkata demikian, “Saya ini senang dan sangat kagum kalau bertemu dengan rekan-rekan Katolik. Mereka kalau berpikir runtut dan jernih; kalau berkata-kata juga santun. Perilaku dan tindakan mereka tulus dan penuh cinta kasih.” Kesaksian tersebut membuat saya merasa sejuk. Saya bersyukur, puji Tuhan, itu artinya kita sebagai orang Katolik bisa menghidupi apa yang dikatakan, diajarkan, dan diteladankan oleh Yesus, Tuhan kita. Kita mampu menampilkan wajah Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa Dia mengatakan dan melakukan apa yang dikehendaki Bapa yang mengutus-Nya. Yesus adalah cerminan atau pancaran wajah Bapa. “Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku”. Yesus menghadirkan kasih Bapa kepada kita semua. Kita sekarang ini, oleh pembaptisan dan karunia Roh Kudus, mesti meneruskan kasih Allah yang dibawa, diajarkan, dan diteladankan kepada kita untuk semua orang.
Karena itu, marilah sejenak merenungkan identitas kita sebagai orang Katolik, para pengikut Kristus. Apakah perkataan, tindakan, dan hidup kita mencerminkan wajah Kristus? Bacalah buku Imitatio Christi atau Mengikuti Jejak Kristus karya Thomas à Kempis. Buku ini membantu dan mengingatkan kita untuk kembali ke jalan terang Tuhan, sehingga kita tidak berjalan menuju kegelapan. Semoga apa yang kita pikirkan, apa yang kita katakan, dan apa yang kita lakukan sepikir dan seturut dengan kehendak Tuhan, sehingga pada akhirnya hidup kita mampu memancarkan wajah dan kebaikan-Nya.