Mari Kita Jual Adik Kita

Eco Lectio Divina 44

7

Kata Yehuda kepada saudara-saudaranya, “Mari kita jual adik kita kepada orang-orang Ismael itu. Tetapi, janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Saudara-saudaranya pun mendengarkan dia. Ketika ada saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf ditarik ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu mereka membawa Yusuf ke Mesir. Pada waktu Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu ia mengoyak bajunya (Kej. 37:27-30).

***

Sekalipun para saudara mengakui Yusuf sebagai darah daging dan adik mereka, mereka tega menjualnya kepada pedagang manusia karena membencinya. Hanya sang kakak sulung, yakni Ruben, yang ingin membawa pulang adiknya, tetapi datang terlambat.

Saat ini, banyak calon Tenaga Kerja Indonesia yang dibiarkan jatuh ke tangan sindikat perdagangan manusia, bukan karena kebencian, melainkan karena keluarga lebih menghargai penghasilan saudaranya daripada melindungi martabatnya. Semoga yang ingin mencegahnya tidak datang terlambat.

***

Marilah berdoa:

Terpujilah Engkau, Tuhan, karena setiap saudara dan saudari yang mendapat kerja dan nafkah bersama kami. Berilah, ya Tuhan, agar kami boleh berkecukupan bersama, dan tidak ada saudara-saudari yang kami biarkan menjadi korban jebakan dan perdagangan manusia ketika harus mencari penghasilan di tanah asing. Amin.