Keselamatan Allah Terbuka bagi Segala Bangsa

Minggu, 5 Januari 2025 – Hari Raya Penampakan Tuhan

35

Efesus 3:2-3a, 5-6

Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu,

yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.

***

Dalam bacaan kedua Hari Raya Penampakan Tuhan kali ini, Rasul Paulus berbicara tentang rahasia rencana Allah yang sudah ada sejak kekal untuk menyelamatkan seluruh umat manusia melalui Kristus Yesus. Rahasia yang sudah sekian lama tersembunyi itu sekarang disingkapkan dan diwujudkan oleh para rasul, teristimewa oleh Paulus sendiri yang diutus kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.

Paulus, yang digambarkan sedang berada dalam tahanan, melihat dirinya sebagai “tawanan Kristus”. Ia ditugaskan untuk mengabarkan kepada segala bangsa rahasia Allah yang telah diwahyukan kepadanya. Rahasia itu sekarang diberitakannya secara terang-terangan, yakni bahwa dalam Kristus Yesus, segenap bangsa bersama dengan bangsa Yahudi akan ambil bagian dalam keselamatan yang dikerjakan oleh Allah. Setiap orang adalah bagian dari tubuh yang sama, yaitu tubuh Kristus yang disebut Gereja.

Gereja yang merupakan tubuh Kristus dapat terwujud berkat Roh yang membangkitkan iman dalam diri manusia. Iman itulah yang memungkinkan seseorang dapat menerima Injil dengan hati terbuka. Gereja seperti yang dimaksudkan Allah adalah Gereja yang terbuka bagi segala bangsa. Gereja merangkum dan merangkul umat manusia secara keseluruhan, sehingga segala bangsa di dunia akan bersatu dalam Kristus.

Apa yang dinyatakan oleh Paulus tersebut dikonfirmasi oleh bacaan Injil, yakni Mat. 2:1-12, yang berkisah tentang kedatangan orang-orang majus dari Timur. Orang-orang asing itu rela bersusah payah menempuh perjalanan jauh guna menjumpai Yesus, sang Mesias dan raja orang Yahudi yang baru dilahirkan. Berbeda sekali sikap mereka itu dengan sikap orang Yahudi sendiri, yang di sini diwakili oleh Raja Herodes, imam-imam kepala, dan para ahli Taurat. Lahirnya Mesias justru mereka sambut dengan sikap dingin, curiga, bahkan penuh permusuhan.

Lahirnya Mesias disambut oleh bangsa-bangsa asing dengan sukacita. Di hadapan-Nya, mereka sujud menyembah dan memberikan persembahan-persembahan yang terbaik. Bangsa-bangsa asing sangat rindu untuk mengenal Allah, sehingga menyambut tawaran keselamatan dari-Nya dengan penuh rasa syukur. Jika demikian, apa alasan Allah untuk tidak menyelamatkan mereka? Apa alasannya sehingga Allah hanya membatasi keselamatan-Nya bagi kelompok tertentu saja, yang bahkan tidak mau membuka diri bagi-Nya? Allah tidak memiliki alasan untuk melakukan hal itu. Melalui kehadiran Kristus Yesus, Allah menyatakan dengan tegas bahwa keselamatan-Nya tercurah bagi semua orang tanpa memandang pengelompokan-pengelompokan yang sifatnya duniawi.