Bunda yang Tenang

Rabu, 1 Januari 2025 – Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

53

Lukas 2:16-21

Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

***

Seorang ibu yang mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan ketenangan batin adalah ibu yang terkuat di dunia. Betapa sedih kalau kita melihat ibu yang tidak segan membentak anaknya dengan kata-kata kasar atau bahkan melakukan kekerasan fisik terhadapnya. Ada juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pribadi dan kelompok sosialita, sehingga tidak punya waktu untuk memberi perhatian dan kasih sayang kepada anaknya. Yang lain kecanduan media sosial, sehingga mudah menjadi kasar jika diganggu oleh anak saat sedang memperbarui status. Kecemasan, ketidaktenangan, dan kekasaran membuat manusia jauh dari Tuhan dan sesama, serta kehilangan berkat.

Hari ini adalah hari terakhir dalam oktaf Natal atau hari kedelapan. Gereja merayakan Hari Raya St. Perawan Maria Bunda Allah. Hari ini adalah juga Hari Perdamaian Sedunia. Dalam bacaan Injil, Lukas menceritakan bagaimana kelahiran Yesus menimbulkan banyak kebingungan dalam diri Maria dan Yusuf, orang tua-Nya. Para gembala datang dengan penuh sukacita. Mereka memberi kesaksian tentang siapa Yesus berdasarkan warta yang mereka terima dari para malaikat. Semua orang yang ada di sekitar tempat kelahiran Yesus dibuat heran karenanya. Akan tetapi, sebagai pribadi yang tenang, Maria dikatakan “menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya”.

Maria adalah seorang ibu yang memiliki karakter tenang atau damai. Dalam diam, Maria berusaha mengerti dan menemukan kehendak Allah dalam setiap peristiwa hidupnya. Dengan tenang, Maria menghadapi setiap kebingungan dan ketidakpastian dalam menjalankan tugasnya sebagai bunda Yesus dan bunda Allah. Kedamaian jiwa memampukan dia menjadi ibu sang Juru Selamat. Dia menjadi ibu yang sabar dan tenang bagi Yesus.

Bukan tanpa alasan Gereja menjadikan hari pertama setiap tahun sebagai saat untuk menghormati Maria sebagai bunda Allah. Maria adalah teladan bagi kita semua untuk menjalani hari-hari hidup kita di tahun yang baru. Ketenangan batinnya dalam menghadapi setiap persoalan pantas diteladan, agar kita mampu menemukan kehendak Allah dalam setiap peristiwa hidup kita, baik peristiwa suka maupun duka. Hanya orang seperti Bunda Maria yang mampu mengalami bahwa setiap tahun adalah tahun yang penuh berkat.

Setiap tahun, Tuhan menawarkan tiga berkat utama bagi kita semua yang percaya dan yang memiliki ketenangan batin seperti Bunda Maria. Tiga berkat itu tertulis dalam Kitab Bilangan (Bil. 6:24-26): Tuhan menjaga dan melindungi kita, Tuhan mengasihani kita, dan Tuhan selalu memberikan damai sejahtera kepada kita. Mari belajar dari Bunda kita Maria agar tahun baru 2025 ini menjadi tahun yang penuh berkat.