Matius 10:17-22
“Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
***
“Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Kegembiraan karena kehadiran Tuhan yang kita rayakan kemarin dalam peristiwa Natal langsung disambung oleh kemartiran Santo Stefanus. Kesetiaan Stefanus pada Tuhan berujung pada kematian. Peringatan Santo Stefanus memberi kita keteladanan tentang keberanian dan keteguhan hati.
Stefanus hatinya teguh dan mantap. Ia sungguh merasakan kehadiran dan cinta Tuhan. Kalau kita sungguh hadir, kita akan saling meneguhkan dan membawa rahmat. Hati yang kecil dan tidak mantap menjadi tanda ketidakhadiran. Hati yang teguh dan mantap adalah tanda kehadiran.
Kehadiran Tuhan membawa kemantapan bagi hati manusia. Hidup memang tidak mudah dan banyak tantangan, tetapi tidak perlu khawatir akan hal itu, sebab kita semua adalah manusia-manusia penuh keteguhan yang dilimpahi cinta kasih Tuhan.