Berbalas Berkat

Minggu, 22 Desember 2024 – Hari Minggu Adven IV

30

Lukas 1:39-45

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

***

“Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus.”

Maria berjumpa dengan Elisabet. Perjumpaan antara dua perempuan ini menjadi teladan perjumpaan dalam hidup kita sehari-hari. Maria menunjukkan perhatian pada Elisabet, dan Elisabet membalasnya dengan memberi berkat. Berbalas berkat memberi kegembiraan, baik bagi Maria maupun bagi Elisabet.

Berbalas berkat bukanlah sekadar sapaan formalitas seperti mengucapkan “selamat pagi”, “terima kasih”, atau “apa kabar”. Berbalas berkat merupakan perjumpaan yang otentik. Perjumpaan yang otentik berarti memikirkan kebaikan orang lain. Orang lain adalah pribadi yang mencerminkan kehadiran Tuhan. Sosok orang lain hadir dalam diri suami, istri, anak, teman, rekan kerja, rekan komunitas, tetangga, karyawan, pimpinan, dan siapa pun yang kita jumpai dalam hidup sehari-hari.

Tuhan melimpahkan begitu banyak berkat untuk kita. Mari kita berbalas berkat terhadap sesama.