Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepada Yakub. Ia berkata kepada dirinya sendiri, “… Yakub, adikku, akan kubunuh.” Ketika perkataan Esau, anak sulungnya itu, diberitahukan kepada Ribka, ia menyuruh orang memanggil Yakub, anak bungsunya. Lalu katanya kepada Yakub, “Esau, saudaramu, bermaksud membalas dendam dengan membunuhmu. Sekarang, anakku, dengarkan perkataanku ini, bersiaplah dan larilah ke Haran, kepada Laban, saudaraku” (Kej. 27:41-43).
***
Tragedi Kain dan Habel hampir terulang. Namun, kali ini si bungsu, sosok pilihan Allah yang membangkitkan dendam abangnya, diselamatkan Tuhan yang setia pada orang pilihan-Nya, meski dengan menyuruhnya mengungsi dari tanah kelahirannya.
Adegan ini melukiskan pengasingan yang terjadi sepanjang sejarah. Dalam setiap perang saudara, ada pemenang dan pecundang, ada yang kuat bertahan dan ada yang harus lari, belum tentu seturut baik dan buruknya masing-masing. Tuhan menerbitkan matahari atas keduanya.
***
Marilah berdoa:
Terpujilah Engkau, Tuhan, karena kasih setia-Mu kepada orang benar dan orang berdosa. Tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada semua perantau dan pengungsi, apa pun alasan yang membuat orang-orang itu terdesak dari tanah kelahiran mereka.
Tuntunlah mereka di jalan perdamaian agar dapat pulang. Bila jalan itu tertutup, buatlah mereka diterima di tanah air yang baru. Amin.