Tuhan Mengasihi Kita

Rabu, 11 Desember 2024 – Hari Biasa Pekan II Adven

73

Matius 11:28-30

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

***

Di masa yang belum lama berlalu, orang menggarap sawah dan ladang dengan menggunakan kerbau atau sapi. Bagaimana para petani zaman dahulu mengajar kerbau atau sapi mereka, sehingga bisa diajak untuk membajak sawah?

Ada dua kuk dalam satu bajak. Kuk yang satu dipasang pada kerbau yang sudah bisa bekerja, sementara kuk yang lain dipasang pada kerbau muda yang masih belajar. Dalam keadaan tersebut, sesungguhnya yang memikul beban penuh adalah kerbau yang sudah bisa bekerja, sedangkan kerbau yang masih belajar bebannya lebih ringan.

Sabda Tuhan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,” saya pahami dalam konteks tersebut. Kita diajak untuk membajak kehidupan ini dengan belajar pada Yesus. Hidup tidak bisa diselesaikan dengan cara instan. Penyelesaian setiap persoalan yang kita alami membutuhkan  keyakinan, tetapi juga kesabaran untuk mengayunkan langkah, setapak demi setapak, meski kadang terjal dan mendaki. Orang diajak belajar pada Yesus yang lemah lembut dan rendah hati dalam menapaki jalan kehidupan.

Dalam Ensiklik Dilexit Nos, Paus Fransiskus mengajak kita untuk merenungkan makna yang mendalam dari mengasihi dan dikasihi. Mengasihi itu lebih mudah karena kendali ada pada kita, sementara dikasihi itu sering kali sulit dimengerti. Oleh sebab itu, sering kita mendengar orang berkata, “Katanya aku dikasihi Tuhan, tetapi mengapa masalah dan kesulitan hidupku tidak pernah reda?” Cara Tuhan mengasihi kita memang tidak jarang berbeda dengan bayangan yang kita harapkan. Akan tetapi, ada satu yang pasti: Kasih Tuhan membuat hidup kita bertumbuh menjadi pribadi yang kuat dalam iman, harapan, dan kasih.

Dalam perikop yang lain (Luk. 10:38-42), kita menemukan contoh apa artinya datang kepada Yesus. Banyak orang terjebak dalam kesibukan aneka pekerjaan seperti yang dilakukan Marta, yang membuat kepala nyaris pecah. Namun, Maria memilih diam dan berelasi dengan Tuhan yang senantiasa mengasihi kita. Maria datang kepada Yesus dan membiarkan dirinya dicintai Tuhan. Dengan cara demikian, Maria melakukan apa yang menjadi sabda Tuhan hari ini, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”