Belas Kasihan Allah

Selasa, 10 Desember 2024 – Hari Biasa Pekan II Adven

55

Matius 18:12-14

“Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

***

Bacaan Injil hari ini menampilkan perumpamaan tentang seorang gembala yang mencari seekor dombanya yang hilang. Untuk memahami hal ini, kita perlu mengingat sabda Yesus pada kesempatan lain, yang mana Yesus menyebut diri-Nya sebagai gembala yang baik, yang memberikan nyawa bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:11). Akan tetapi, ternyata ada saja domba yang tidak tahu diri, yang bahkan sampai pergi meninggalkan sang gembala.

Saya pernah bertemu dengan seorang ibu. Dia dahulu bekerja, tetapi setelah memiliki anak, suaminya meminta dia berhenti bekerja agar fokus mengasuh anak. Sang suami yang bekerja mencari nafkah. Sampai kemudian lahirnya tiga anak. Pada ulang tahun perkawinan kesepuluh, sebuah malapetaka terjadi. Suaminya diketahui berselingkuh, bahkan sampai memiliki anak dari perempuan lain.

Ibu ini sudah telanjur menggantungkan hidup pada suami karena tidak bekerja. Menghadapi kenyataan tersebut, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan hidup berkeluarga demi pendidikan dan pertumbuhan anak-anak. Setiap kali suaminya pulang ke rumah, ia selalu dihantui bayang-bayang pengkhianatan suaminya itu yang membuat hatinya terluka. Untuk keputusan tersebut, ada harga mahal yang mesti ia bayar dengan merasakan kepedihan hati bagaikan disayat sembilu.

Kepedihan hati seperti itulah yang dialami oleh Yesus, sang gembala yang baik, karena domba yang dibela-Nya sampai menumpahkan darah ternyata tidak tahu diri, bahkan pergi meninggalkan-Nya. Akan tetapi, Yesus tetap mencari, sebab sangat mencintainya. Kitalah domba-domba yang sangat dikasihi-Nya itu.

Dalam Ensiklik Dilexit Nos, Paus Fransiskus mengajak kita untuk mengingat kembali Devosi Hati Kudus Tuhan Yesus. Memperingati 350 tahun manifestasi pertama hati kudus Yesus kepada St. Margareta Maria Alacoque, Paus di sini berbicara tentang cinta manusiawi dan ilahi dari hati Yesus. Ia mengajak kita untuk memandang segala sesuatu dengan hati. Hanya dengan cara demikian, kita akan mampu melihat belas kasihan Allah.