Jangan Buta Iman

Jumat, 6 Desember 2024 – Hari Biasa Pekan I Adven

83

Matius 9:27-31

Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.

***

“Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka” (Yes. 35:5). Nubuat Nabi Yesaya itu terpenuhi dalam hidup dan karya Yesus. Orang-orang buta sangat menderita dan pasti mempunyai kerinduan untuk dapat melihat. Bacaan Injil hari ini mengisahkan dua orang buta yang mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Karena mata mereka tidak dapat melihat, mereka buta secara fisik, namun tidak buta dalam hal iman.

Dalam dunia Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdapat banyak orang buta, tuli, bisu, dan sebagainya. Mereka dikategorikan sebagai orang-orang miskin, tidak diperhitungkan dalam masyarakat, dan dipandang sebagai orang berdosa. Dosa mereka, bahkan dosa dari pihak orang tua, membuat mereka menderita.

Dua orang buta itu tentu saja telah mendengar pelbagai mukjizat yang dikerjakan Yesus dan percaya. Oleh sebab itu, ketika Yesus sedang berada di daerah mereka, mereka mengikuti-Nya sambil berseru, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Mereka mengenal Yesus sebagai Anak Daud, gelar yang disematkan orang Yahudi bagi raja yang mereka harapkan, yaitu raja yang dijanjikan Allah dari keturunan Daud.

Yesus peduli dan bertanya tentang kesungguhan iman mereka, “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya Tuhan, kami percaya.” Karena iman, mereka mendapat kesembuhan. Yesus menjamah mata mereka dan berkata, “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Tindakan dan sabda Yesus berdaya menyembuhkan. Mukjizat kesembuhan terjadi berkat kuasa ilahi yang ada pada Yesus, serta iman sebagai tanggapan manusia. Dalam beberapa peristiwa penyembuhan orang sakit, Yesus berkata, “Pergilah imanmu telah menyelamatkan Engkau.” Ini menegaskan bahwa iman adalah sesuatu yang sangat penting.

Dalam penziarahan hidup ini, kita diajak untuk belajar dari dua orang buta yang beriman itu. Iman perlu memerangi jalan hidup kita. Kita juga belajar dari pribadi Yesus yang peduli kepada sesama yang menderita. Ketika menyaksikan saudara-saudari yang menjadi korban bencana alam, ketidakadilan, kekerasan, perang, dan sebagainya, hendaknya kita tergerak untuk berbagi kasih dengan mereka.