Setia Menjalankan Perintah Raja

Rabu, 20 November 2024 – Hari Biasa Pekan XXXIII

43

Lukas 19:11-28

Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu darinya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, darinya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.”

Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

***

Dalam perumpamaan tentang sepuluh mina, Yesus membandingkan diri-Nya dengan seorang bangsawan yang harus pergi untuk diangkat menjadi raja. Sebelum pergi, bangsawan itu memercayakan kepada sepuluh hambanya masing-masing satu mina, yakni sejumlah uang senilai upah untuk empat bulan. Bangsawan itu mengharapkan hamba-hambanya untuk menginvestasikan uang tersebut agar menghasilkan keuntungan. Karena itu, setelah kembali sebagai raja, ia pun meminta pertanggungjawaban kepada mereka.

Perumpamaan itu menunjuk pada perjalanan Yesus ke Yerusalem, tempat dia akan dinobatkan menjadi Raja. Di Yerusalem, saat dipaku di kayu salib, Yesus memikul beban dosa dunia di pundak-Nya. Dia kemudian akan pergi dari dunia ini dan dimahkotai oleh Bapa di surga.

Sampai saat kedatangan-Nya kembali tiba, para pengikut-Nya perlu “menginvestasikan” mina yang dipercayakan kepada mereka dengan mewartakan hidup dan karya-karya Yesus kepada orang lain. Mereka yang melakukannya akan mendapatkan pahala yang besar. Mereka yang tidak melakukannya sama artinya menyembunyikan mina itu, dan ini membuktikan bahwa mereka tidak menerima Dia sebagai Raja mereka.

Dengan kata lain, makna dari tugas mengembangkan mina adalah mewartakan ajaran-ajaran Yesus kepada semakin banyak orang. Yesus berharap agar kita dapat dengan sepenuh hati mewartakan kebaikan-Nya kepada dunia. Dengan itu, hidup dan karya-karya-Nya akan terus menjadi warisan bagi dunia, sehingga kehidupan di dunia ini dapat berjalan selaras dengan nilai-nilai Injil.