Markus 13:24-32
“Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itu pun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.
Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.”
***
Setiap kebudayaan memiliki penanda yang dikenali sebagai gejala pergantian musim. Di Indonesia, ketika sudah banyak orang menjual mangga, di situ musim hujan akan segera tiba dan tahun pun akan berganti. Tuhan merancang alam untuk memberi kita tanda-tanda bahwa iklim sedang berubah: Musim hujan, musim panas, musim mangga, dan sebagainya.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyebut pohon ara sebagai sebuah tanda. Ketika pohon ara mulai bertunas, itulah tanda bahwa musim panas sudah dekat. Saat musim dingin, pohon ara akan menggugurkan daunnya. Daun-daun pohon ara kembali lagi di akhir musim semi, beberapa bulan lebih lambat dari tanaman lain.
Sebagaimana manusia dapat mengetahui perubahan musim dengan mengamati dunia sekitar, orang-orang yang berada dalam masa kesusahan harus mampu mendapatkan petunjuk kapan Yesus akan datang dengan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Yesus akan kembali untuk mengalahkan kejahatan dan mengambil tempat yang selayaknya sebagai Raja.
Kemampuan melihat tanda adalah seni dalam beriman. Iman ditunjukkan dengan kemampuan melihat kehadiran Allah dalam keseharian. Pengalaman keseharian adalah tempat di mana setiap orang dapat menemukan Allah. Kadang sulit, kadang mudah, namun setiap pengalaman selalu ada unsur imannya. Selanjutnya, sikap kedewasaan iman ditunjukkan melalui cara merespons tanda itu.