Lukas 18:1-8
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
***
Budaya serba cepat zaman ini tanpa disadari merasuk dan berpengaruh dalam kehidupan iman kita. Ketika memanjatkan doa permohonan, sering kali kita menghendaki agar segera menerima jawaban sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tuhan dianggap mesin ATM yang akan segera mengeluarkan uang seratus ribu ketika kita menekan tombol angka itu. Tuhan juga sering dianggap seperti kurir ekspres yang bisa mengirimkan paket dengan cepat seperti yang kita inginkan.
Tidak heran, ada saja orang yang mengeluh, “Romo, mengapa doa-doa saya tidak kunjung dikabulkan? Tuhan mendengarkan doa saya atau tidak? Apakah Tuhan masih peduli kepada saya? Kurang apa lagi saya ini, sebab saya sudah berusaha menjadi orang baik, rajin ke gereja, berpuasa, dan beramal?” Di balik keluhan itu, ada nada kecewa dan putus asa karena usaha dan perjuangan yang terasa sia-sia.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan kembali kepada para murid-murid-Nya untuk tidak jemu-jemunya berdoa. Orang yang berdoa tak kunjung henti diumpamakan oleh Yesus sebagai seorang janda yang tak kenal lelah terus-menerus mendesak hakim untuk membela haknya. Karena kegigihan si janda, akhirnya hakim itu mengabulkan permohonannya. Begitulah Allah akan menolong umat yang berseru kepada-Nya.
Dengan perumpamaan itu, Yesus mengajak kita semua untuk tidak takut mengandalkan Tuhan dalam setiap persoalan dan kesulitan hidup kita. Hendaknya kita tetap percaya dan terus berharap kepada Tuhan kendati tampaknya apa yang kita inginkan dan doakan tidak kunjung dikabulkan.
Dalam seruan apostolik Gaudete et Exultate, Paus Fransiskus mengajak umat beriman untuk mengupayakan kekudusan pada zaman ini, satu satunya dengan berdoa tak kunjung henti. Ketika rasa-rasanya doa dan permohonan kita tidak kunjung dikabulkan, Paus mengajak kita semua untuk tetap bertekun, alih-alih ingin serba cepat. Semoga sabda Tuhan yang kita dengarkan hari ini membuat kita semakin yakin dan tidak takut untuk terus mengandalkan-Nya dalam hidup kita. Kuncinya, yang pertama adalah percaya bahwa Allah adalah satu-satunya yang bisa kita andalkan dalam hidup ini. Kedua, tekun dan konsisten untuk terus berharap, meskipun usaha dan perjuangan kita terasa sia-sia. Ketiga, rendah hati bahwa hanya kepada Tuhanlah kita memohon, meminta, mengaduh, dan mengeluh. Mengapa demikian? Sebab, hanya kepada Tuhanlah, hati kita tenang.