Tuhan Hadir di Sini dan Saat Ini

Kamis, 14 November 2024 – Hari Biasa Pekan XXXII

42

Lukas 17:20-25

Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”

Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”

***

Di seminari menengah, para seminaris sudah dibiasakan menulis refleksi harian. Maksud dan tujuannya adalah agar mereka mampu memaknai peristiwa-peristiwa hidup, sehingga tidak berlalu begitu saja. Dari awalnya sekadar kewajiban, kebiasaan menulis refleksi harian ini diharapkan lambat laun memampukan para seminaris untuk menyadari kehadiran dan penyertaan Tuhan dalam setiap pengalaman hidup. Menemukan 4F (fact, feeling, finding, future) setiap kali menulis refleksi harian kiranya akan membuat mereka peka akan hal itu.

Menyadari kehadiran Tuhan, bahwa Tuhan meraja di sini dan saat ini, rupanya bukan hal yang mudah bagi orang Farisi. Mereka sulit menyadari kehadiran Allah dalam diri Yesus yang ada di tengah-tengah mereka. Buktinya, mereka masih menanyakan kapan Kerajaan Allah akan datang, padahal Yesus persis berada di hadapan mereka. Karena kebebalan hati dan tertutupnya mata rohani, mereka tidak mampu menangkap dan memahami makna kehadiran Yesus. Kepada mereka, Yesus berkata, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah.”

Saudara-saudari yang terkasih, kepekaan untuk menangkap dan memahami makna di balik tanda bukanlah sesuatu yang sekali jadi, melainkan merupakan proses yang terus-menerus dan membutuhkan latihan. Sejak dini, orang perlu dilatih dan dibiasakan menulis refleksi setiap hari untuk belajar menyadari kehadiran Tuhan dan belajar menangkap kehendak-Nya dalam peristiwa hidup sehari-hari. Sekali lagi, kepekaan membutuhkan proses dan latihan.

Kita pun juga perlu belajar dan bertekun untuk berproses dan berlatih dalam melihat segala sesuatu di sekitar kita, tidak hanya dengan mata jasmani, tetapi juga dengan mata rohani, agar mampu menembus makna yang terdalam dari apa yang kita lihat. Apa makna dari peristiwa ini? Tuhan hendak berbicara apa dengan ini? Apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan di balik peristiwa-peristiwa yang kita alami? Mari kita belajar menjadi orang yang peka akan tanda-tanda dari surga dalam setiap peristiwa kehidupan konkret kita sehari-hari.