Yesus Menyucikan Bait Allah

Sabtu, 9 November 2024 – Pesta Pemberkatan Basilik Lateran

48

Yohanes 2:13-22

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

***

Kedatangan para peziarah Yahudi dari seluruh Israel menjelang Paskah meningkatkan keramaian perdagangan hewan kurban di sekitar Bait Allah. Kegiatan bisnis yang terjadi di serambi orang-orang bukan Yahudi ini membuat Yesus terganggu. Dengan menjalankan kegiatan bisnis di halaman Bait Allah, mereka mengubah fungsi tempat itu dari rumah doa menjadi pasar. Yesus benar-benar marah karenanya. Dia membuat cambuk untuk mengusir para pedagang beserta hewan-hewan mereka. Dia juga menjungkirbalikkan meja para penukar uang.

Yesus menjelaskan motivasi tindakan-Nya kepada para pedagang. Dijelaskan oleh-Nya, “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Yesus bertindak sebagai sang Anak yang ingin mengembalikan rumah Bapa-Nya pada fungsi yang semestinya. Rumah Bapa-Nya tidak boleh diselewengkan dengan menjadikannya sebagai tempat berjualan. Ketika hal yang tidak diinginkan terjadi, Yesus bertindak sebagai Anak yang tersulut oleh cinta akan rumah Bapa-Nya yang telah disalahgunakan oleh para pedagang. Bait Allah adalah tempat yang suci dan sakral untuk beribadah dan berdoa.

Melalui bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk bertanya pada diri sendiri: Apakah kita menghormati kesucian gereja, tempat kita beribadah? Bagaimana kita bersikap saat berada di gereja? Patut disadari bahwa gereja adalah tempat ibadah yang sakral, tempat di mana kita berjumpa dengan Tuhan. Gereja adalah tempat perlindungan yang aman bagi kita ketika kita diganggu oleh berbagai kekhawatiran. Di sinilah kita berjumpa dan menerima Yesus dalam misa kudus. Oleh karena itu, kita harus bersikap dengan tepat ketika berada di tempat yang kudus ini. Suasana hening harus dijaga agar kita bisa berjumpa dan berkomunikasi dengan Tuhan.