Bendahara yang Tidak Jujur, tetapi Cerdik

Jumat, 8 November 2024 – Hari Biasa Pekan XXXI

77

Lukas 16:1-8

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.

Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah utangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat utangmu, duduklah dan buat surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah utangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat utangmu, buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.”

***

Yesus kembali menceritakan sebuah perumpamaan kepada murid-murid-Nya. Dikisahkan tentang seorang kaya yang mempunyai bendahara. Bendahara ini dilaporkan kepadanya karena telah menghambur-hamburkan harta miliknya. Mendengar laporan itu, orang kaya tersebut segera memanggil si bendahara untuk meminta pertanggungjawaban. Hasilnya, bendahara itu pun dipecat.

Dalam situasi inilah si bendahara menjadi khawatir akan masa depannya. Dia tidak pernah melakukan pekerjaan kasar dengan tangannya dan tidak memiliki keterampilan apa pun. Dia juga menyadari bahwa sang majikan tidak akan memberinya referensi yang baik. Namun, dia memiliki satu keahlian, yakni bersikap cerdik. Dia memutuskan untuk memanggil setiap debitur tuannya dan mengurangi jumlah utang mereka masing-masing. Kiranya ia berharap bahwa salah satu dari orang-orang itu akan mempekerjakannya setelah dipecat nanti. Ketika mengetahui apa yang dilakukan oleh orang itu, tuannya memuji dia karena telah bertindak dengan cerdik.

Apa yang ingin Yesus katakan kepada kita melalui perumpamaan ini? Apakah Yesus mendorong kita untuk menjadi licik dengan mengorbankan orang lain? Yesus tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh bendahara yang tidak jujur itu meskipun tuan dari bendahara itu memuji karena ia pandai, kreatif, dan inovatif. Yesus tidak mendorong kita untuk melakukan kecurangan demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Ia mengundang kita untuk kreatif dan inovatif dalam menghadapi situasi sulit, tetapi janganlah itu dilakukan dengan menipu orang lain.