Sikap Yesus terhadap Orang-Orang Berdosa

Kamis, 7 November 2024 – Hari Biasa Pekan XXXI

63

Lukas 15:1-10

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”

***

Yesus hari ini menceritakan perumpamaan tentang domba yang hilang. Seorang gembala pasti akan meninggalkan kawanan dombanya ketika ada seekor domba gembalaannya yang hilang. Dia akan mencarinya sampai ditemukan karena masing-masing domba begitu bernilai baginya. Ketika ditemukan, dia akan menunjukkan perhatian dan cintanya. Dia akan bersukacita dan berbagi sukacita itu dengan memanggil sahabat dan tetangganya untuk menikmati perjamuan. Dia tidak mau sukacita itu dinikmatinya sendiri, tetapi dibagikannya dengan yang lain, sehingga menjadi sebuah kesempatan bersukacita bersama.

Perumpamaan tentang domba yang hilang ditutup dengan sebuah pengajaran penting: “Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Allah bersukacita di surga karena pertobatan seseorang, lebih dari sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Melalui perbandingan ini, Yesus tampaknya mau menyindir orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menganggap diri mereka benar dan tidak membutuhkan pertobatan.

Yesus kemudian menyampaikan perumpamaan kedua tentang dirham yang hilang untuk menekankan sukacita karena menemukan kembali apa yang hilang. Perumpamaan ini diakhiri dengan pengajaran yang ditujukan kepada orang Farisi, ahli-ahli Taurat, serta para pembaca, “Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Sukacita para malaikat di surga atas pertobatan seorang pendosa sama seperti sukacita perempuan itu bersama dengan teman-teman dan para tetangganya atas penemuan kembali satu dirham yang hilang.

Melalui kedua perumpamaan di atas, kita diajak untuk bertanya kepada diri kita sendiri: Berapa kali kita telah meninggalkan Yesus? Kita mungkin telah sering menyimpang dan meninggalkan-Nya dengan berbagai alasan, misalnya karena kehilangan orang yang kita cintai, kehilangan pekerjaan, atau karena masalah keuangan. Itu semua membuat kita kecewa dengan Yesus, sehingga kita berpaling dari-Nya. Meski demikian, mari kita sadari bahwa Yesus tetap mengasihi dan menghargai kita, serta bersukacita ketika kita kembali kepada-Nya.