Angkatan yang Jahat

Senin, 14 Oktober 2024 – Hari Biasa Pekan XXVIII

61

Lukas 11:29-32

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!”

***

Kalau kemarin kita merenungkan tentang orang yang baik, sebaliknya hari ini kita merenungkan tentang orang yang jahat. Orang bisa menyebut sesamanya sebagai orang jahat karena berbagai alasan: Bisa jadi ia tersakiti oleh sikap, perkataan, dan perbuatan dari orang tersebut; bisa jadi ia ingin mencelakakan seseorang, sehingga entah benar atau tidak, cap sebagai orang jahat disematkan kepadanya; bisa jadi juga orang yang bersangkutan memang melakukan tindakan kejahatan, sehingga kemudian menjalani hukuman dan ditetapkan sebagai orang jahat.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyebut orang-orang sezaman-Nya sebagai “angkatan yang jahat”. Mereka disebut sebagai angkatan yang jahat karena meminta tanda. Kenapa meminta tanda saja kemudian disebut sebagai orang jahat? Itu karena mereka tidak percaya kepada Yesus. Yesus membuat perbandingan dengan ratu selatan yang bersusah payah mendatangi Salomo untuk mendengarkan kebijaksanaannya, juga dengan orang-orang Niniwe yang bertobat setelah bertemu Yunus. Berbeda dengan mereka, orang-orang sezaman-Nya tidak mau percaya dan tidak mau bertobat setelah bertemu dengan Dia, padahal Yesus jauh lebih besar dibandingkan dengan Salomo atau Yunus. Tanda-tanda yang dibuat Yesus pun sangat jelas. Ada banyak mukjizat yang dilakukan-Nya.

Kejahatan tidak melulu berkaitan dengan hukum pidana. Bacaan Injil hari ini menegaskan bahwa orang bisa disebut sebagai jahat ketika ia sudah diingatkan, diberi tahu, dan diberi tanda, tetapi tetap tidak mau berubah dan tidak mau bertobat. Kita bisa saja masuk dalam kategori angkatan yang jahat kalau kita terus-menerus menuntut pada Yesus dan kalau kita keras kepala tidak mau berubah menjadi lebih baik, padahal kita mengaku percaya dan beriman kepada-Nya.