Bahagia karena Memelihara Sabda Allah

Sabtu, 12 Oktober 2024 – Hari Biasa Pekan XXVII

49

Lukas 11:27-28

Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

***

Hari ini kita diajak untuk memberi makna mendasar tentang apa yang dimaksud dengan kebahagiaan. Ada orang yang berpikir serta mendefinisikan kebahagiaan sebagai terpenuhinya semua kebutuhan dan hal-hal yang diinginkan. Ada juga yang berpendapat bahwa kebahagiaan berarti tidak adanya masalah dalam kehidupan ini. Namun, jika dasar kebahagiaan adalah kondisi-kondisi tersebut, dapat dijamin bahwa manusia tidak akan pernah mengalami kebahagiaan. Kebutuhan dan keinginan manusia sangat banyak dan beragam, sehingga tentu tidak akan bisa terpenuhi semuanya. Demikian pula halnya dengan masalah. Masalah sudah pasti ada, sebab merupakan bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dan diselesaikan.

Yesus mengajarkan kepada kita tentang makna kebahagiaan yang sejati sebagai pengikut-Nya. Seorang perempuan dikisahkan memuji ibu yang mengandung dan menyusui Yesus. Yesus merespons perkataan itu dengan menegaskan bahwa kebahagiaan Bunda Maria bukan hanya karena relasi darah atau fisik dengan-Nya, melainkan lebih-lebih karena kedekatannya dengan Tuhan melalui ketaatannya untuk memelihara firman-Nya. Bukan hanya mengandung dan menyusui Yesus, Bunda Maria juga menyaksikan dan menemani Yesus dalam menjalankan karya penyelamatan Allah.

Hal yang sama berlaku bagi kita semua. Sabda yang kita dengarkan, lalu terkandung dalam hati, harus kita lahirkan dalam karya-karya yang baik. Sabda Tuhan menjadi sangat nyata dan terpelihara dengan baik dalam tindakan-tindakan kita. Kebahagiaan kita tidak bisa hanya diletakkan pada kemampuan kita dalam memahami dan merenungkan sabda-sabda Tuhan, tetapi juga dalam terpeliharanya sabda Tuhan itu melalui perkataan, perilaku, dan tindakan yang sesuai dengan perintah-Nya.