Jangan Sisakan Ruang bagi Si Jahat

Jumat, 11 Oktober 2024 – Hari Biasa Pekan XXVII

58

Lukas 11:15-26

Tetapi ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripada dia menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya.

Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”

“Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripada dia, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula.”

***

Rumah melambangkan jiwa manusia. Jiwa yang bersih, tertata rapi, namun kosong akan sangat mudah dimasuki oleh berbagai hal. Ketika setan diusir dari diri seseorang, jiwa yang tadinya dikuasai olehnya menjadi kosong. Dalam keadaan demikian, jiwa seharusnya segera diisi kembali dengan sesuatu yang baik. Jika tidak, setan bisa kembali dengan kekuatan yang lebih besar, bahkan membawa setan-setan lain yang lebih jahat darinya.

Saudara-saudari yang terkasih, melalui bacaan Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk selalu waspada terhadap kuasa kejahatan. Lebih dari itu, Ia mengajak kita untuk memenuhi jiwa kita dengan kuasa Allah, sehingga tidak tersisa ruang kosong bagi si jahat. Jiwa yang sehat harus dipenuhi dengan makanan rohani yang sehat pula, yakni kasih dan kebaikan Allah. Bila hati tidak dipenuhi dengan kasih dan kebaikan Allah, ada peluang bagi si jahat untuk mengisinya dengan kebencian, keangkuhan, kemarahan, dendam, dengki, dan segala macam godaan lainnya.

Ada sarana yang disediakan Gereja dan ditawarkan bagi umat Allah untuk mengisi jiwanya, yakni sakramen-sakramen. Sakramen menjadi penguat jiwa dalam melaksanakan hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan bagi kita adalah: Siapa yang saat ini tinggal dalam jiwa kita? Apakah kita hari ini sudah memenuhi jiwa kita dengan kasih Allah?