Lukas 10:1-12
Kemudian dari itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”
***
Saat ini, saya bertugas di salah satu paroki di Keuskupan Sufragan Tanjungkarang, yaitu Paroki Keluarga Kudus, Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Paroki Keluarga Kudus memiliki sekitar 880 kepala keluarga yang tersebar di satu kabupaten. Karena begitu tersebar luas, paroki ini memiliki 23 (akan menjadi 24) gereja stasi. Masih ada sekitar 10 gereja stasi yang dilayani oleh paroki lain, bahkan oleh Paroki Trinitas yang termasuk wilayah Keuskupan Agung Palembang. Sudah lama ada wacana bahwa Paroki Keluarga Kudus akan dikembangkan menjadi 3 paroki. Namun, rencana tersebut tidak segera terealisasi, padahal dari segi syarat-syarat semuanya sudah terpenuhi. Penyebabnya adalah kurangnya tenaga imam.
Sabda Yesus hari ini kepada kita, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” Pekerja yang sedikit itu masih harus disebar ke banyak tempat. Yesus mengutus ketujuh puluh murid-Nya untuk pergi mewartakan Injil berdua-dua. Pengutusan tersebut digambarkan Yesus “seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”. Meskipun demikian, Yesus melarang murid-murid-Nya membawa bekal di perjalanan. Selain tidak boleh membawa alat-alat pertahanan diri, bekal dalam perjalanan pun tidak diperkenankan untuk dibawa. Ini terasa aneh, sebab kalau tahu bahwa akan masuk ke tempat yang berbahaya, bukankah seharusnya kita melindungi diri dengan pelbagai alat pertahanan dan bekal yang cukup memadai?
Namun Yesus tidak menghendaki hal itu. Ia ingin agar para murid-Nya mengandalkan rahmat dan kekuatan Tuhan di atas segala-galanya. “Seorang pekerja patut mendapat upahnya,” demikian Ia berkata. Mari kita berdoa semoga makin banyak orang yang terpanggil dan mau menjadi pekerja-pekerja Tuhan, sehingga Kerajaan Allah semakin dimuliakan.