Lukas 9:46-50
Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”
Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”
***
Di atas ring, dua petinju saling memukul dan menjatuhkan. Dalam sebuah kelas, para murid berlomba-lomba menduduki peringkat pertama. Dalam sebuah perlombaan lari, para pelari berusaha menjadi yang paling awal mencapai garis akhir. Demikianlah, dalam kehidupan sehari-hari, kepada kita dipertontonkan bentuk-bentuk persaingan dan perlombaan yang semuanya memperjuangkan kemenangan. Tidak jarang kita pun tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga terlibat dan berpartisipasi di dalamnya.
Bacaan Injil hari ini menampilkan pertengkaran murid-murid Yesus yang meributkan tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Menurut Anda di antara para murid Yesus, siapakah yang paling besar, paling penting, paling terkenal, paling hebat, dan yang menjadi nomor satu? Petrus, Yakobus, Yohanes, Andreas, atau murid yang lain?
Sebagai sesama murid Yesus, mereka seharusnya kompak satu dengan yang lain, tidak perlu merasa diri menjadi nomor satu, paling penting, paling besar, paling hebat, dan paling kuat. Mereka seharusnya bekerja sama dalam satu tim untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah masyarakat dengan cara saling melayani, saling mengasihi, saling memperhatikan, saling membantu, saling menghormati, dan saling mencintai.
Bahkan terhadap orang-orang yang tidak masuk dalam kelompok murid Yesus pun, mereka tidak boleh bersikap memusuhi. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya agar jangan mencegah orang lain mengusir setan demi nama-Nya. Kerajaan Allah terbuka bagi semua orang, sehingga tidak perlu diperebutkan dan tidak boleh diklaim sebagai milik pribadi. Jangan sampai orang saling membenci, saling mengusir, dan menghalangi sesamanya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.