Lukas 9:43b-45
Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
***
Setelah Yesus mengusir setan dari seorang anak, semua orang takjub akan kebesaran Allah. Popularitas Yesus melambung, antusiasme massa tak terbendung. Yesus menyadari bahwa orang beragama mudah tenggelam dalam euforia. Para murid-Nya pun pasti ikut senang. Dengan mudah mereka memakai kesempatan itu untuk mengangkat-Nya sebagai pemimpin dan raja. Para murid Yesus pun pasti ikut gembira, mengira bahwa sebentar lagi mereka dapat menikmati kursi dan posisi penting. Karena itu, Yesus segera mengeluarkan pernyataan tegas yang kiranya akan membuat para murid berpikir ulang, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.”
Para murid tidak memahami perkataan Yesus tersebut. Mereka tidak percaya bahwa ada dari antara mereka yang akan mengkhianati Yesus. Bukankah mereka semua, lewat Petrus, baru saja mengakui Yesus sebagai “Mesias dari Allah”? Bagaimana mungkin Kristus pilihan Allah itu memilih jalan penderitaan? Dapatkah karya Allah ditolak dan dihalangi manusia? Mereka tidak berani bertanya. Akan tetapi, mereka tetap berjalan bersama Yesus ke Yerusalem. Di Yerusalemlah misteri salib itu akan dibuka, dan semua pertanyaan mereka akan terjawab.
Jalan salib sungguh menjadi misteri, dari dahulu hingga kini. Pertanyaan dan kebimbangan selalu menemani hidup kita. Tidak semuanya harus punya jawaban. Ada banyak sisi gelap dan kebingungan. Kita diminta untuk terus berjalan bersama Tuhan. Di Yerusalem abadi, barulah pertanyaan, kebingungan, dan kebimbangan kita itu akan mendapat jawaban dari-Nya.