Dipanggil untuk Hidup dalam Kehendak Tuhan

Selasa, 10 September 2024 – Hari Biasa Pekan XXIII

107

Lukas 6:12-19

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

***

Dalam bacaan Injil hari ini, kita melihat momen penting ketika Yesus memilih dua belas murid untuk menjadi rasul-rasul-Nya. Peristiwa ini memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan kita sebagai orang percaya dan sebagai bagian dari komunitas umat Allah.

Yesus berdoa sebelum memilih. Sebelum memilih kedua belas rasul, Yesus menghabiskan seluruh malam dalam doa kepada Allah. Itu menunjukkan betapa pentingnya keputusan ini bagi Yesus. Sebelum mengambil langkah besar, Yesus mengomunikasikan hal itu dengan Bapa melalui doa. Ini menjadi teladan bagi kita tentang pentingnya doa dalam pengambilan keputusan. Apa pun pilihan yang kita hadapi, besar ataupun kecil, kita diajak untuk melibatkan Tuhan dalam prosesnya. Doa membantu kita untuk mendengarkan suara Tuhan dan menemukan hikmat-Nya, memastikan bahwa keputusan kita sejalan dengan kehendak-Nya.

Pilihan Yesus menunjukkan keberagaman. Dalam memilih kedua belas rasul, Yesus tidak memilih orang-orang yang berasal dari latar belakang yang sama. Mereka datang dari berbagai latar belakang seperti nelayan, pemungut cukai, bahkan pejuang kemerdekaan. Pilihan Yesus menunjukkan bahwa panggilan Tuhan melampaui latar belakang, profesi, atau status sosial. Ini mengajarkan kita bahwa dalam tubuh Kristus, setiap orang memiliki peran penting, tidak peduli dari mana mereka berasal. Tuhan dapat menggunakan kita semua, dengan segala keunikan kita, untuk melayani tujuan-Nya yang lebih besar. Kita diundang untuk merangkul keberagaman dalam komunitas iman kita dan melihatnya sebagai kekuatan, bukan hambatan.

Para rasul dipanggil untuk melayani. Setelah memilih kedua belas rasul, Yesus turun bersama mereka dan melayani orang banyak yang datang dari berbagai daerah. Mereka yang sakit dan yang dirasuki roh jahat pun menerima pemulihan. Para rasul dipanggil untuk mengikuti teladan Yesus dalam pelayanan. Mereka dipilih tidak hanya untuk menjadi pemimpin, tetapi juga untuk melayani orang lain, menyentuh kehidupan manusia dengan kasih dan kuasa Tuhan. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil bukan hanya untuk mengikuti-Nya, melainkan juga untuk terlibat secara aktif dalam pelayanan kepada sesama, membawa pengharapan, kesembuhan, dan kasih kepada mereka yang membutuhkan.

Kisah pemilihan kedua belas rasul ini mengingatkan kita akan pentingnya doa, keragaman, dan pelayanan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Kita dipanggil untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa, serta untuk mengandalkan-Nya dalam setiap keputusan. Kita juga diajak untuk merangkul keberagaman dalam tubuh Kristus dan melihatnya sebagai sarana untuk memperkaya pelayanan kita. Akhirnya, kita diundang untuk melayani dengan penuh kasih, mengikuti teladan Yesus yang selalu hadir untuk mereka yang membutuhkan. Marilah kita menjawab panggilan Tuhan dalam hidup kita dengan kesetiaan, terbuka terhadap kehendak-Nya, dan siap melayani di mana pun Dia menempatkan kita.