Menyongsong Kedatangan Tuhan

Jumat, 30 Agustus 2024 – Hari Biasa Pekan XXI

128

Matius 25:1-13

“Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

***

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga sebagai lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana yang sedang menunggu kedatangan mempelai laki-laki. Perumpamaan ini mengingatkan kita untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang telah Tuhan berikan. Setiap hari adalah hari yang baru dan penuh berkat. Melalui pengalaman dan peristiwa yang terjadi, Tuhan memberikan pelajaran kehidupan yang harus kita maknai dengan baik. Jangan sampai kita terjebak pada rutinitas duniawi dan melupakan campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Seiring dengan pertambahan usia, kita diharapkan juga semakin dalam mengenal Tuhan. Tuhan mengharapkan agar kita dari hari ke hari semakin dekat dengan-Nya, semakin rajin berdoa dan memahami firman-Nya, semakin sering melakukan perbuatan-perbuatan baik, semakin bijaksana dalam menanggapi masalah, dan semakin mengusahakan pengampunan serta pertobatan diri. 

Ketika waktunya tiba, Tuhan akan mengajak kita untuk masuk ke ruang perjamuan-Nya. Namun, sebelum masuk ke situ, mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing: Apakah kita sudah menyiapkan diri dengan pelita dan persediaan minyak yang cukup? Persediaan minyak yang dimaksud akan kita miliki antara lain kalau kita mau memberikan waktu untuk melayani Gereja dan sesama, berkomunitas, serta bertumbuh dan setia kepada firman-Nya. Dengan itu, pelita kita akan selalu menyala hingga pada saat kedatangan Tuhan kelak.

Dalam menjalani kehidupan ini, kita semua adalah kesepuluh gadis dengan pelita yang sedang menunggu kedatangan sang mempelai laki-laki. Yang menjadi pertanyaan: Gadis yang manakah kita? Yang bodoh atau yang bijaksana? Mari kita berupaya dengan tekun untuk menjadi gadis-gadis yang bijaksana. Mari kita belajar dan terus belajar untuk semakin dalam mengenal Tuhan dan menantikan kedatangan-Nya dengan sikap hidup yang tepat, yakni penuh semangat, waspada, dan berjaga-jaga.