Memenuhi Undangan Allah

Kamis, 22 Agustus 2024 – Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu

77

Matius 22:1-14

Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: “Hal Kerajaan Surga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

***

Saudara-saudari, apakah kita sudah punya hati, budi, dan Roh yang baru dalam diri kita? Ini sangat penting, agar hidup kita selalu berada di jalur yang benar, yakni jalan keselamatan, jalan cinta kasih Allah. Bisa jadi pada hari-hari kemarin, kita menyimpang dari jalan-Nya dengan melakukan kesalahan dan dosa, mengabaikan ajaran dan kehadiran-Nya, terlalu mengandalkan diri sendiri, merendahkan orang lain, dan sebagainya. Hati, budi, dan Roh yang baru yang diberikan Allah akan mengembalikan martabat kita dari seorang pendosa kepada pribadi yang mulia. Kita akan menjadi pribadi yang diselamatkan.

Proses tersebut akan menjadikan kita pribadi yang makin taat kepada Allah. Kita akan mempunyai hati yang lembut untuk menghidupi kasih-Nya. Betapa bersyukurnya kita mempunyai Allah yang demikian! Allah bahkan menjadikan kita umat-Nya, dan Ia menjadi Allah kita. Betapa berharganya diri kita di mata-Nya. Karena itu, janganlah kita menyia-nyiakan martabat kita yang luhur. Layangkan pandangan mata kita dan arahkan hati kita hanya kepada Allah, selalu dan selamanya.

Allah senantiasa mengundang kita untuk datang ke pesta-Nya. Kesanggupan untuk datang ke pesta yang diselenggarakan Allah membutuhkan kerelaan, ketulusan, kejujuran, dan kerendahan hati. Satu hal yang juga penting adalah kesediaan untuk hadir menanggapi panggilan Allah dan memenuhi undangan-Nya. Jangan mengabaikan itu dengan menyibukkan diri mengurusi kegiatan-kegiatan duniawi. Panggilan Tuhan harus ditanggapi segera secara konkret. Saudara-saudari, mari kita senantiasa memperbarui diri kita agar hidup sesuai dengan kehendak Allah. Lakukan itu sekarang ini juga, jangan sampai ditunda-tunda supaya kita tidak terlambat.