Yohanes 6:24-35
Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.”
Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
***
Dalam kajian psikologi, salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan fisiologis yang berfungsi untuk mempertahankan hidup seseorang. Teori ini berasal dari Abraham Maslow, psikolog asal Amerika Serikat. Kebutuhan fisiologis meliputi makanan, kesehatan, oksigen, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Makanan menjadi unsur pokok yang harus terpenuhi, sebab hidup kita tidak dapat bertahan lama tanpa asupan makanan. Dengan makanan, kita punya energi untuk beraktivitas. Segala jenis pekerjaan duniawi bertujuan agar manusia bisa makan, merasa kenyang, dan punya energi.
Begitulah situasi yang dialami orang Israel. Karena Yesus bisa memberi kecukupan makanan bagi mereka cukup dengan berdoa saja, mereka pun berbondong-bondong mengikuti Dia. Inilah alasan dasariah yang memotivasi mereka sehingga rela mencari Yesus sampai ke Kapernaum, yakni karena ingin kenyang setiap saat.
Menghadapi situasi itu, Yesus tergerak memberi pengajaran tentang “roti hidup” yang berguna untuk keselamatan kekal. Orang-orang selama ini rupanya belum mengerti kehendak Allah yang mengusahakan keselamatan bagi semua. Makanan yang menyelamatkan yang dimaksudkan oleh Yesus hari ini adalah “datang” dan “percaya” kepada Tuhan. Dua hal ini menjadi cara menuju keselamatan.
“Datang” menunjuk pada kehadiran fisik kita di hadapan Tuhan. Ada banyak kegiatan yang selama ini telah kita buat, misalnya berdoa di kapel, mengikuti perayaan Ekaristi di gereja, berziarah, mengikuti adorasi, turut dalam pendalaman iman, dan lain-lain. Itu semua adalah gerakan fisik tubuh yang mencari Tuhan, yang tentu saja menuntut kita beranjak menuju ke sebuah tempat atau perkumpulan rohani. Namun, gerakan fisik tersebut tidak cukup, harus dibekali dengan iman yang memadai, yaitu melalui sikap percaya.
“Percaya” menunjuk pada gerak batin dalam iman sebagai tanggapan atas kasih Tuhan yang agung. Setiap saat, kita harus percaya kepada-Nya. Dengan percaya, segala gerakan fisik mencari Tuhan akan mempunyai buahnya.
Bacaan Injil hari ini mengajak kita merefleksikan segala kegiatan rohani yang kita buat. Apakah kegiatan-kegiatan rohani yang kita lakukan sungguh didasari oleh rasa percaya? Apakah rasa percaya membuat kita rajin memperbarui diri dan bertobat? Apakah kita menyadari kehadiran Tuhan dalam aneka kegiatan rohani yang kita ikuti? “Datang” dan “percaya”, semoga dua hal ini bisa kita tuntaskan dalam penziarahan hidup kita sehari-hari demi mencapai keselamatan kekal.