Di Mana Roh Tuhan Ditemukan? Dalam Tugas Pengutusan

Minggu, 14 Juli 2024 – Hari Minggu Biasa XV

71

Markus 6:7-13

Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

***

“Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua.”

Orang-orang pada umumnya memiliki pekerjaan. Lewat pekerjaan, orang dapat memenuhi kebutuhannya. Orang juga merasa berdaya karena dia memiliki kemampuan untuk menjadi produktif. Namun, meskipun memiliki pekerjaan, belum tentu orang dapat bekerja. Memiliki pekerjaan tidak identik dengan kemampuan atau kapasitas untuk bekerja. Bisa jadi orang memiliki pekerjaan, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Roh Tuhan menuntun kita agar tahu apa yang harus kita kerjakan. Roh Tuhan menunjukkan dan membimbing kita, sehingga kualitas kerja kita sungguh terjaga dan semakin banyak orang merasakan manfaat dari kerja yang kita lakukan.

Kenyataannya, tidak semua orang mampu mendengarkan Roh Tuhan. Ketika saya masih bertugas di paroki, saya menjumpai pastor paroki yang kelihatannya enggan untuk berkunjung pada umat, menjumpai umat di rumah mereka masing-masing. Kalau pastor paroki berdiskresi mendengarkan Roh Tuhan, amat besar kemungkinan hatinya akan digerakkan untuk pergi menjumpai umat dalam situasi konkret mereka masing-masing. Pastor paroki seyogianya tidak berdiam dalam kenyamanan dan kesejukan kamar pribadi atau justru pergi dolan ke tempat-tempat yang fancy.

Sungguh diperlukan keberanian dan ketekunan untuk mendengarkan Roh Tuhan. Kalau kita mendengarkan Roh Tuhan, kita akan sungguh tahu apa yang harus dikerjakan, dan akan bersungguh-sungguh dalam membawa hasil yang baik dari kerja kita. Mereka yang tidak mendengarkan Roh Tuhan sudah bisa diduga bahwa hasil kerja mereka tidak akan bermutu dan memberi manfaat.