Iman Adalah Dasar dari Segala Harapan

Senin, 8 Juli 2024 – Hari Biasa Pekan XIV

87

Matius 9:18-26

Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.

Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.

***

Bacaan Injil hari ini berkisah tentang dua peristiwa berbeda, namun terjadi pada waktu yang sama. Kedua peristiwa ini sama-sama menghadirkan mukjizat Yesus. Peristiwa pertama menyangkut seorang anak yang telah meninggal, tetapi kemudian dibangkitkan dari kematian. Peristiwa kedua menyangkut penyembuhan seorang perempuan yang telah menderita pendarahan selama dua belas tahun.

Pada peristiwa pertama, adalah iman seorang kepala rumah ibadat, yang juga merupakan ayah dari anak perempuan yang meninggal itu, yang akhirnya mengembalikan hidup anak tersebut. Bukan sekali ini saja kita membaca kisah bagaimana iman orang lain bisa menyelamatkan seseorang (bdk. Mrk. 2:1-12). Benar bahwa iman sifatnya personal karena merupakan relasi pribadi manusia dengan Tuhan. Namun, iman berdampak bukan hanya bagi orang itu sendiri, melainkan juga bagi orang-orang yang dikasihinya. Oleh karena iman, ayah dari anak perempuan yang sudah meninggal itu mendatangi Yesus dan menyembah-Nya. Dengan iman pula, ia meminta Yesus untuk memberi kehidupan pada anaknya itu. Karena melihat iman orang itu, Yesus pun tergerak hati-Nya dan berkenan membangkitkan anak perempuan tersebut.

Pada peristiwa kedua, iman personal seorang perempuan mengakhiri penderitaan yang dialaminya selama dua belas tahun. Itu bukan penderitaan sepele. Pada zaman itu, pendarahan identik dengan kenajisan. Perempuan itu dipandang dalam keadaan najis selama dua belas tahun! Bisa dibayangkan seperti apa diskriminasi yang diterimanya dan sesulit apa hidup yang dijalaninya. Namun, meski diimpit derita dan tekanan lingkungan, imannya tetap tegak. Sungguh mengagumkan bahwa ia mampu memelihara imannya dalam penderitaan panjang. Ia hanya menunggu satu kesempatan saja, yaitu saat Yesus lewat didekatnya. Tanpa ragu sedikit pun, ia maju, lalu menjamah jumbai jubah Yesus. Begitu besar iman perempuan itu, sebab ia percaya bahwa dengan hanya menyentuh ujung jubah Yesus, penyakitnya yang kronis akan lenyap. Karena iman personalnya itu, Yesus memandang dan menyembuhkan dirinya.

Iman kita tidak hanya untuk diri kita sendiri. Iman kita dapat menyelamatkan orang lain juga. Oleh sebab itu, iman perlu kita rawat baik-baik, agar terus bertumbuh dan semakin menjadi kuat. Tanpa iman, kita akan sulit menjalani hidup yang penuh dengan persoalan dan tantangan ini. Sebaliknya, dengan iman, kita akan selalu punya harapan dan kekuatan untuk bertahan. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr. 11:1).

Jika kita mampu menjaga iman kita tetap kokoh, kita tidak perlu gentar menghadapi apa pun juga, sebab dalam ketidakberdayaan akan ada Tuhan yang selalu menolong. Yesus berjanji, “Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh. 14:13-14).