Matius 9:14-17
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
***
Dalam bacaan Injil hari ini, murid-murid Yohanes mengajukan pertanyaan kepada Yesus, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Dari pertanyaan itu, kita bisa mengetahui latar belakang mereka. Murid-murid Yohanes adalah orang-orang yang menghidupi tradisi Yahudi secara tekun, di antaranya menjalankan puasa. Akan tetapi, mereka tidak kaku dan kolot. Mereka menunjukkan diri sebagai orang-orang yang memiliki pandangan terbuka, disertai keinginan dan dorongan untuk terus belajar. Pertanyaan yang mereka ajukan kepada Yesus menunjukkan bahwa mereka hendak memperdalam pengetahuan dan pemahaman untuk menemukan ajaran yang benar.
Dalam kesempatan lain, mereka menunjukkan diri sebagai orang-orang yang penuh gairah menemukan Mesias yang dinantikan Israel. Ada sebagian murid Yesus yang sebelumnya adalah murid Yohanes Pembaptis. Suatu ketika Yohanes menunjuk pada Yesus, “Lihat, inilah Anak Domba Allah” (Yoh. 1:36). Beberapa murid Yohanes lalu mengikuti Yesus, salah satunya adalah Andreas. Andreas lalu memberitakan kepada Simon Petrus, saudaranya, bahwa mereka telah menemukan Mesias (Yoh. 1:41).
Murid-murid Yohanes tidak hanya menemukan Anak Domba Allah dalam diri Yesus seperti yang ditunjukkan guru mereka, tetapi mereka sendiri secara mandiri juga menemukan bahwa Yesus adalah Mesias seperti yang dituliskan dalam Kitab Suci. Dari pernyataan ini menjadi jelas bahwa mereka adalah orang-orang terpelajar yang menguasai Kitab Suci.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang Farisi biasanya bertujuan untuk menguji Yesus, tetapi pertanyaan murid-murid Yohanes kali ini memang bertujuan untuk mencari tahu tentang kebenaran dan cara untuk menghayatinya. Dari mereka, kita belajar tentang sikap kemuridan. Tidak sedikit orang Katolik yang berhenti mempelajari iman mereka, sehingga ketika ditanya mengenai suatu masalah iman, meskipun sederhana saja, mereka tidak sanggup menjelaskannya. Sungguh, penting bagi kita untuk memiliki semangat belajar secara terus-menerus seperti yang dimiliki oleh murid-murid Yohanes.