Yesus Berkuasa atas Penyakit

Jumat, 28 Juni 2024 – Peringatan Wajib Santo Ireneus

87

Matius 8:1-4

Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat menahirkan aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”

***

Umat Katolik tentu mengenal Santo Damien de Veuster, seorang imam misionaris asal Belgia. Ia dihormati sebagai rasul para penderita kusta. Ia merasa terpanggil untuk merawat orang-orang kusta di Moloka’i Hawaii, sampai ia sendiri terjangkit dan meninggal pada tanggal 15 April 1889.

Pelayanan dan kesaksian hidup Santo Damien menerangi kita dalam merenungkan bacaan Injil hari ini, di mana Yesus dalam menjalankan tugas pengutusan-Nya memberi perhatian kepada orang-orang pinggiran dalam masyarakat Yahudi, seperti orang kusta, buta, tuli, lumpuh, dan sebagainya. Orang-orang seperti ini tidak diperhitungkan dan dianggap berdosa oleh masyarakat. Ketika berjumpa dengan mereka, Tuhan Yesus menaruh belas kasihan yang mendalam dan berkenan untuk menghadirkan kesembuhan.

Seorang yang sakit kusta menemui Yesus dan meminta supaya disembuhkan. Orang itu berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat menahirkan aku.” Permohonan itu muncul dari iman yang dalam. Yesus pun segera menyembuhkan orang itu dengan mengulurkan tangan, menjamah, dan berkata, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Pada saat itu juga, orang itu sembuh secara mengagumkan. Kata dan tindakan Yesus menyembuhkan orang kusta itu.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus berkuasa atas penyakit yang diderita manusia. Kita belajar dari Yesus yang peduli kepada orang-orang kecil, sakit, dan sederhana. Kita juga belajar dari orang kusta itu, yang dalam kesukaran dan penderitaannya berseru kepada Tuhan.

Hari ini juga kita memperingati Santo Ireneus, uskup Lyon, Prancis. Dalam hidup dan karyanya sebagai uskup, Ireneus berjuang mempertahankan kemurnian iman Kristen dari aliran sesat Gnostisisme yang meyakini bahwa manusia dapat mengatasi dunia dan menemukan keselamatan hanya melalui pengetahuan. Keyakinan ini bertentangan dengan iman kristiani yang meyakini Yesus sebagai Allah dan satu-satunya penyelamat dunia. Kita hendaknya mempertahankan kemurnian ajaran iman kita di tengah perubahan dan kemajuan dunia zaman ini.