Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria

Sabtu, 8 Juni 2024 – Peringatan Wajib Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria

136

Lukas 2:41-51

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

***

Setelah kemarin kita merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus, hari ini secara khusus kita merayakan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria. Dengan menempatkan kedua perayaan ini secara berdekatan, kiranya Gereja mau mengatakan kepada kita bahwa Yesus yang memiliki hati yang mahakudus itu terlahir dari seorang perempuan bernama Maria yang hatinya pun suci tak bernoda.

Maria tidak mengenal dosa sedikit pun, sebab sejak awal hidupnya, ia dikandung tanpa noda. Hal ini dinyatakan oleh Maria sendiri kepada Bernadette Soubirous dalam penampakannya di Lourdes, Perancis, “Aku adalah yang dikandung tanpa noda,” tepatnya pada tanggal 25 Maret 1858. Yesus yang lahir dari rahim Maria disebut kudus, Anak Allah (Luk. 1:35), yang mana diakui pula oleh Petrus yang menyebut-Nya sebagai “Yang Kudus dari Allah” (Yoh. 6:69). Hati tak bernoda Santa Perawan Maria diakui oleh Gereja dan diungkapkan dalam Litani Santa Perawan Maria yang menyebut Maria sebagai “bunda yang tersuci, bunda yang termurni, bunda yang tetap perawan, bunda yang tak bercela” (Puji Syukur no. 214).

Hati Maria yang suci, murni, dan tak bernoda tampak dalam perjalanan panggilannya sebagai bunda bagi sang Penebus. Setelah menjawab “ya” kepada Tuhan melalui Malaikat Gabriel, bukan berarti perjalanan hidup Maria menjadi mulus tanpa masalah. Kesulitan dan tantangan datang silih berganti mewarnai perjalanan hidupnya. Kita mengenalnya dalam tujuh peristiwa sedih atau duka yang dialami Maria, sehingga Maria dijuluki sebagai Mater Dolorosa. Kata-kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu,” ternyata bukan sekadar kata. Maria terus membatinkan dan meresapinya sepanjang menjalani hidup dan panggilannya.

Saudara-saudari yang terkasih, mari kita belajar, meneladan, dan memohon doa dari Bunda Maria, agar kita pun memiliki hati seperti hatinya yang tetap kuat dan tegar ketika berhadapan dengan kesulitan dan tantangan hidup, dengan keadaan di luar rencana dan kehendak kita, dengan kehilangan, dengan ancaman, serta ketika berjalan di tengah ketidakpastian. Semoga Bunda Maria menjadi bunda kita semua. Bunda Maria, doakanlah kami.