Relasi Bapa dan Anak

Sabtu, 27 April 2024 – Hari Biasa Pekan IV Paskah

75

Yohanes 14:7-14

“Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”

Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”

***

Pernah mendengar lagu yang biasa dinyanyikan di Sekolah Minggu berikut? “Anak monyet di atas pohon; anak cacing di dalam tanah; anak burung di dalam sangkar; anak Tuhan di dalam gereja. Panjang muka, namanya kuda; panjang hidung, namanya gajah; panjang tangan, itu pencuri; panjang sabar, itu anak Tuhan.” Dengan lagu tersebut, anak-anak diajak untuk menunjukkan diri sebagai anak Tuhan yang sejati. Baik dalam pikiran maupun dalam perkataan dan perbuatan, hendaknya mereka menunjukkan bahwa diri mereka adalah anak-anak Tuhan.

Anak-anak kecil biasanya melihat, memperhatikan, dan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua. Hal ini mengakibatkan sikap dan sifat yang dimiliki orang tua sering kali menurun kepada anak-anak mereka. Di Palestina pada zaman Yesus, peran seorang ayah sangat besar dalam keluarga. Anak-anak menjadikan sosok ayah sebagai panutan, bahkan tidak jarang meneruskan profesi yang ditekuninya. Tak heran, seseorang menjadi pedagang karena ayahnya adalah seorang pedagang, begitu pula seseorang menjadi tukang kayu karena ayahnya adalah seorang tukang kayu.

Kepada Filipus yang meminta agar Yesus menunjukkan Bapa kepada murid-murid-Nya, Yesus menjawab, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Semua yang telah dikatakan dan dilakukan Yesus selama hidup di dunia ini sebenarnya merupakan bukti yang nyata bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Dengan melihat pengampunan, belas kasihan, penyembuhan, penghiburan, pengorbanan, dan mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya, kita seharusnya menjadi yakin bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Sejalan dengan itu, semestinya perkataan, perbuatan, dan tingkah laku kita pun dapat menjadi bukti atau tanda bahwa kita adalah anak-anak Allah.