Lukas 5:27-32
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
***
Saya tertarik dengan semboyan para suster Dina Santo Yosef yang berbunyi: “Menolong di saat tidak ada penolong.” Para suster bertekad hendak menjadi penolong bagi mereka yang paling membutuhkan, paling terabaikan, dan paling tidak mendapat pertolongan. Bunda Teresa dari Kalkuta juga menjalankan misi menyelamatkan jiwa-jiwa yang kehilangan kasih dan perhatian dari sesama. Mereka yang miskin, telantar, disingkirkan oleh masyarakat, dikumpulkan dan ditolong olehnya dengan penuh kasih, dengan peralatan yang sederhana. Meski Bunda Teresa tidak selalu mampu menyembuhkan mereka yang ditolong, orang-orang itu bisa berpulang dalam keadaan damai dan dicintai.
Yesus datang dan bergaul akrab dengan orang-orang yang dianggap berdosa oleh masyarakat pada zaman-Nya. Pemungut cukai oleh masyarakat dipandang sebagai pengkhianat bangsa, sehingga dianggap berdosa sama seperti para pelacur. Mereka melacurkan diri dengan menjadi antek-antek penjajah, yakni dengan menagih pajak kepada bangsa mereka sendiri. Mereka pun lalu disingkirkan dari pergaulan.
Ketika Yesus datang bergaul dengan orang berdosa dan para pemungut cukai, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut. Mereka mengkritik Yesus yang bersedia makan bersama dengan para pendosa. Yesus menegaskan bahwa misi-Nya adalah untuk menyelamatkan orang berdosa supaya bertobat karena mengalami kasih Allah.
Perhatian dan penerimaan Yesus terhadap para pendosa menjadikan Dia berbeda dengan para pemimpin agama zaman itu. Yesus justru mencari dan menyelamatkan yang hilang. Dia tidak membiarkan mereka semakin jauh tersesat dari jalan keselamatan. Sikap menyingkirkan hanya akan membuat para pendosa tidak dapat merasakan jamahan kasih Allah sehingga sulit mengimani Dia. Yesus mengubah cara pandang itu dan menunjukkan bahwa Allah mengasihi semua orang, termasuk mereka yang berdosa. Yesus menunjukkan kasih yang universal, kasih untuk semua, terlebih untuk mereka yang disingkirkan dari masyarakat karena dianggap berdosa. Kasih Bapa harus menjangkau dan menyelamatkan semua orang.
Tugas seorang pengikut Yesus adalah menjaga kawanan agar tidak ada yang tersesat. Tidak ada yang boleh diabaikan oleh para pengikut Yesus. Pelayanan kasih kepada sesama harus menjangkau semua orang, terlebih mereka yang berdosa dan terpinggirkan. Para murid Yesus bertanggung jawab untuk mencari dan menyelamatkan orang yang berdosa, serta mewartakan Injil. Tujuannya agar mereka mengalami kasih Allah dan kembali ke jalan yang menyelamatkan.