Kunci Sehat 1: Relasi

Senin, 5 Februari 2024 – Peringatan Wajib Santa Agata

117

Markus 6:53-56

Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

***

Tema “sakit dan sembuh” banyak kita refleksikan minggu ini. Bacaan Injil hari ini mengisahkan Yesus yang menyembuhkan banyak orang sakit. Marilah kita melihat sebuah detail yang mungkin tidak terlalu kita perhatikan, yakni “menjamah jumbai jubah-Nya”. Orang-orang yang sakit melakukan itu, dan ketika menjamah jumbai jubah Yesus, mereka pun kemudian sembuh.

Kita tidak sedang berbicara tentang sebuah kekuatan supernatural atau sebuah jubah yang sakti. Menjamah berarti membangun sebuah relasi, sebab menjamah juga berarti memberi ruang agar terjadi sentuhan. Dengan menjamah, kita mau terbuka pada kehadiran pihak lain. Dengan menjamah, terjadilah komunikasi.

Sakit bisa terjadi karena tidak adanya relasi dan komunikasi. Sakit bisa terjadi karena relasi dan komunikasi yang rusak. Banyak orang jatuh sakit karena gagal membangun komunikasi dan relasi yang tulus. Dengan mengizinkan orang menjamah jumbai jubah-Nya, Yesus terbuka terhadap kemungkinan relasi dan komunikasi.

Mari kita mohon rahmat Tuhan agar kita bisa semakin sehat dengan membangun relasi dan komunikasi yang tulus dan terbuka.