Mengutamakan Kehendak Allah

Sabtu, 20 Januari 2024 – Hari Biasa Pekan II

118

Markus 3:20-21

Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.

***

Yesus bersama kedua belas murid-Nya turun kembali dari bukit dan masuk ke sebuah rumah. Kemungkinan rumah itu adalah rumah Simon dan Andreas di Kapernaum. Orang banyak kembali mengerumuni Yesus, sehingga Ia bersama para murid-Nya tidak mempunyai waktu untuk makan dan beristirahat. Muncullah reaksi-reaksi terhadap pribadi dan karya Yesus. Ia dianggap sudah tidak waras lagi.

Anggapan itu tidak benar, sebab Yesus tetap waras dan menyembuhkan banyak orang sakit yang datang kepada-Nya. Ia menghendaki agar orang-orang yang datang kepada-Nya mendapat kebahagiaan, kesembuhan, dan keselamatan. Mendengar anggapan orang bahwa Yesus sudah tidak waras, kaum keluarga-Nya datang untuk mengambil Dia. Namun, Yesus tetap berkomitmen untuk melaksanakan kehendak Allah dengan melayani kepentingan orang banyak.

Kita belajar dari Yesus yang lebih mengutamakan kehendak Allah dan kepentingan banyak orang daripada kehendak dan kepentingan pribadi serta keluarga. Sering kali kita lebih mengingat diri sendiri dan tidak mau peduli dengan kepentingan banyak orang. Firman Tuhan menginspirasi kita, agar dalam situasi tertentu, kita bersedia mengesampingkan kepentingan pribadi atau keluarga, serta lebih mengutamakan kebaikan dan keselamatan banyak orang. Kita juga diajak untuk belajar mengenal kehendak Allah dan melaksanakannya.