Dibangun di Atas Batu

Kamis, 7 Desember 2023 – Peringatan Wajib Santo Ambrosius

111

Matius 7:21, 24-27

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.”

“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

***

Meskipun sungguh pandai, St. Ambrosius sangat bersahaja. Ia belajar sastra, hukum, dan politik. Pada tahun 372, ia diangkat menjadi kepala dewan kota di Milan. Ambrosius sungguh ramah dengan siapa saja. Ia diterima dengan baik oleh semua orang Kristen di Milan, baik kelompok Arianisme maupun anti-Arianisme. Ia pun dipilih secara aklamasi oleh umat untuk menjadi uskup, padahal ia bukan seorang imam. Pada awalnya, Ambrosius menolak, namun ia kemudian menerimanya.

Uskup Ambrosius menjadi seorang bapa dan teladan bagi umatnya. Ia melayani segenap umat dengan penuh kasih, baik dari golongan petani miskin maupun dari keluarga bangsawan. Uskup Ambrosius melawan bidah Arianisme dan berbagai kejahatan dengan berani. Ia pun tidak segan-segan menegur Kaisar Theodosius yang melakukan dosa berat. Ia juga mempunyai peran besar dalam pertobatan St. Agustinus dari Hippo.

St. Ambrosius termasuk kategori orang yang membangun rumah di atas batu. Rumah berfondasi batu menggambarkan integritas diri serta karakter yang kokoh. Integritas diri dibentuk dari upaya terus-menerus untuk menghayati dan menghidupi kebajikan. Ciri orang yang berintegritas antara lain disiplin dan berkomitmen, punya prinsip dan sikap yang jelas, serta mampu menjadi teladan.

Karakter adalah sikap tertentu yang menjadi ciri khas atau membentuk identitas seseorang. Karakter seseorang terbentuk dari kebiasaannya. Apa yang paling sering dilakukan seseorang, itulah yang akan membentuk karakternya. Orang berintegritas biasanya adalah juga orang berkarakter, sebab ia telah menghidupi suatu nilai secara konsisten sepanjang hidupnya.

Yesus menghendaki agar kita memiliki integritas diri. Ia bersabda, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.” Marilah kita mewujudkan iman kita di dalam perbuatan-perbuatan baik. Kalau kita disiplin dan berkomitmen, secara perlahan namun pasti kita akan bertumbuh menjadi orang-orang yang berintegritas. Tuhan memberkati!