Markus 13:33-37
“Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!”
***
Pada hari ini, kita mulai memasuki Masa Adven. Masa Adven memiliki dua tujuan. Pertama, mempersiapkan umat untuk menyambut kedatangan Tuhan yang pertama dalam peristiwa Natal. Kedua, mengarahkan hati umat untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua pada akhir zaman. Kedatangan Tuhan yang sering diidentikkan dengan hal-hal yang dangkal dan luaran. Perayaan Natal, misalnya, sering dilihat sebagai perayaan yang penuh kemewahan dan konsumtif. Sementara itu, kedatangan Tuhan yang kedua sering kali diidentikkan dengan bencana, kerusakan alam, kerusuhan, dan kekacauan. Akibatnya, hal-hal utama seperti makna kedatangan Tuhan dan sikap manusia untuk menyambut-Nya kurang mendapat perhatian.
Sesungguhnya, kedatangan Tuhan merupakan pemenuhan iman manusia. Tuhan datang untuk menyelamatkan dan membebaskan. Kedatangan Tuhan membawa sukacita dan kegembiraan. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama (Yes. 63:16b-17; 64:1, 3b-8) menyatakan bahwa orang Israel sangat berharap akan keselamatan Tuhan. Ia menggunakan gambaran simbolik seperti gunung yang bergoyang, daun yang layu, dan tanah liat untuk menggambarkan kerinduan hati orang Israel akan kedatangan Tuhan. Bukankah hal ini merupakan suatu kabar baik yang menggembirakan dan membahagiakan?
Oleh karena itu, selama Masa Adven, setiap orang beriman perlu memupuk secara terus-menerus suatu kesadaran rohani dalam hatinya maupun di tengah kehidupan bersama. Kesadaran rohani ini disampaikan Yesus ketika Ia bersabda, “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah!” Kesadaran ini menyelamatkan kita dari bahaya rutinitas harian. Ketika kita tenggelam dalam rutinitas, kita bersikap mekanis dan reaktif.
Kesadaran rohani itu adalah bahwa Tuhan akan datang. Dengan memiliki kesadaran itu, kita menjalani keseharian kita dengan penuh tanggung jawab rohani. Kita melakukan sesuatu demi menyambut kedatangan Tuhan. Kita juga menjadi lebih berhati-hati mengambil keputusan dan bersikap. Semua sikap ini dimiliki oleh seorang hamba yang sedang menanti tuannya pulang. Semoga kita sekalian sungguh menjadi hamba-hamba Allah yang setia menanti kedatangan Tuhan. Selamat hari Minggu.