Bertahan sampai Akhir

Rabu, 29 November 2023 – Hari Biasa Pekan XXXIV

134

Lukas 21:12-19

“Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”

***

Generasi sekarang sering disebut “generasi stroberi”, generasi yang tampak indah menawan, suka dengan penampilan, tetapi mudah terluka, mudah layu, dan kurang dalam hal daya juang. Tentu saja pandangan ini berasal dari orang-orang yang bukan dari generasi sekarang. Mereka sendiri yang merupakan generasi sekarang tidak setuju dengan pandangan tersebut. Mereka bisa memberi bukti bahwa mereka pun bisa berjuang dan suka dengan tantangan. Hanya, cara mereka berjuang dan cara mereka menghadapi tantangan berbeda dengan cara yang ditempuh oleh generasi-generasi sebelumnya.

Ketekunan dan daya juang merupakan keutamaan yang sangat penting agar sampai pada keselamatan, yaitu kehidupan yang kekal. Kedua keutamaan ini penting karena “kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku”. Tuhan Yesus menjadi sumber pertentangan. Begitu juga kita murid-murid-Nya mengalami hal yang sama. Injil memberi gambaran tentang nasib orang yang mengikuti Yesus: “Kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.”

Orang-orang dekat pun tidak mau menjadi pembela kita: “Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.” Jalan menuju keselamatan yang dijanjikan Tuhan bukan tanpa kesulitan dan rintangan. Karena itulah, tanpa ketekunan dan daya juang, kita akan dikalahkan.

Tuhan Yesus menegaskan, “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Orang yang bisa bertahan adalah orang yang memiliki ketekunan dan daya juang. Ketekunan memberikan kekuatan yang kita perlukan untuk menanggung penganiayaan dengan sukacita. Ketekunan dan daya juang terbesar akan kita temukan pada salib. Penegasan Yesus di atas diwujudkan secara konkret ketika Ia bergantung di kayu salib. Ketekunan dan daya juang membawa kita pada kesadaran bahwa ada kasih dalam penganiayaan, ada cinta pada salib, khususnya ketika kita melihat ada kehendak Tuhan di sana. Bukan Tuhan menghendaki kita menderita, melainkan kitalah yang berani menderita karena ingin melaksanakan kehendak-Nya.