Hidup Benar di Hadapan Allah

Kamis, 12 Oktober 2023 – Hari Biasa Pekan XXVII

411

Lukas 11:5-13

Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan darinya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

***

Setiap orang Katolik dipanggil untuk hidup benar di hadapan Allah. Hidup benar macam apa? Yakni taat dan takwa kepada-Nya. Meskipun mengalami kegagalan, kita tetap kembali dan mengandalkan Tuhan. Meskipun mengalami penderitaan, kita tetap percaya dan mengasihi-Nya, tidak malah dikuasai oleh kemarahan. Meskipun disingkirkan dan tidak dianggap, kita tetap sabar dan mengampuni sesama.

Hidup benar adalah hidup menurut kehendak Allah. Dalam hal ini, kita perlu memiliki kejernihan hati dan pikiran untuk membaca, mencermati, menangkap, dan menerima kehendak Allah. Proses berikutnya adalah mencintai dan menghidupi kehendak-Nya.

Salah satu cara hidup benar di hadapan Allah adalah dengan peduli terhadap sesama yang tengah mengalami kesulitan. Kita diajak untuk menolong sesama tanpa ragu, tanpa perhitungan, dan tanpa menunda. Ketika orang lain meminta tolong kepada kita, pastilah ia sangat membutuhkan bantuan. Keberaniannya dalam berkata, mengetuk, dan meminta hendaknya menggerakkan hati kita untuk bergegas menolong.

Menolong sesama adalah cara kita menanggapi kemurahan hati Tuhan. Hal kecil dan sederhana yang kita buat atau kita berikan kepada orang lain pasti dampaknya luar biasa. Menemani anak yang sedang belajar, mendengarkan dengan saksama rekan yang berkeluh kesah, memeluk orang yang menangis, semuanya itu adalah tindakan yang hebat dan bernilai.

Mari kita menjadi pribadi-pribadi yang murah hati, pribadi-pribadi yang ringan tangan untuk menolong sesama dengan penuh sukacita. Menolong sesama dengan murah hati adalah panggilan murid-murid Yesus zaman ini!